Bahkan, jika aku tak mampu berucap, apa hatimu mampu membaca gelagatku?

Jumat, 22 Februari 2013

Untukmu, Bahagia dan Lukaku.

02.43 Posted by Unknown No comments

Luka. Lagi - lagi ini tentang luka.
Hatiku memang lebih peka.
Lebih merasa daripada kamu.

Kamu dan perempuan itu,
Bahagia bersama, tanpa memperdulikan orang yang tengah terluka.
Aku dan kamu, begitu dan sangat dekat.
Dulu, bukankah kita merangkai cerita?
Cerita yang ku fikir akan berakhir bahagia tapi ternyata penuh luka, untukku tentunya.
Kamu memberiku sayap,
Tapi, mengapa tak pernah terbang bersama ku?
Mengapa kamu -pula- yang mematahkan sayap itu?
Jadi, apa maksud dari semuanya?
Bukankah seharusnya kita bahagia bersama?
Lalu, kenapa kamu menganggap aku salah satunya ketika aku telah benar-benar menganggap kamu satu-satunya?
Aku tak ingin kamu terluka,
Apapun caranya, aku ingin membuat kamu bahagia.
Membiarkan kamu pergi berdua, bersama dia yang menyayangimu.
Membiarkan kamu bahagia bersama dia, yang menyayangimu.
Walaupun disini aku -juga- menyayangi kamu,
Walaupun disini aku harus terluka,
Walaupun disini aku harus membunuh semua sel perasaku.
Mengapa aku begitu?
Aku pun tak tahu.

Lalu ketika kamu kembali, mengapa meyakinkan ku lagi?
Mengapa mau berjalan bersamaku, sedangkan perempuan itu menangis tersedu?
Mengapa mau menemaniku, sedangkan kamu tahu aku masih dan selalu berharap padamu?
Mengapa? Mengapa?!
Aku ingin bahagia bersamamu,
Namun aku tak ingin bahagiaku menjadi luka untuk siapa saja yang melihatnya.
Aku tahu, dia tak pernah berfikir seperti aku ketika dia bersamamu.

Kamu, luka dan -sekaligus- bahagiaku.
Aku tak akan mengganggu kamu selagi bersamanya.
Aku akan membiarkan kamu, meski lagi-lagi aku harus terluka.
Meski pada akhirnya aku harus mati rasa.
Meski akhirnya kita tak akan pernah bersama.
Meski pada akhirnya, aku harus mati karena kamu membunuh semua perasaanku.
Tak apa, aku akan bertahan.
Karena bagiku, bahagiamu adalah nomor satu.

Untukmu, penjahit hatiku.

0 komentar:

Posting Komentar