Bahkan, jika aku tak mampu berucap, apa hatimu mampu membaca gelagatku?

Sabtu, 24 Mei 2014

Kamu yang Terbaik; Pada Masamu

20.16 Posted by Unknown No comments

   Kehilangan seseorang yang sangat dekat denganku memang menyakitkan. Namun, apalah daya bila ia yang menyalakan api, sudah berada pada tahap untuk mematikan api tersebut. Itu hak nya, wewenangnya. Karena tugasku hanyalah menjaga api itu untuk tetap berkobar sebelum akhirnya harus padam.

   Aku harap aku telah memberikan segala yang pantas untukmu; selama kita bersama. Hari lalu akan menjadi memori yang indah untuk dikenang walaupun perpisahan harus tetap ditelan. Kamu, dengan segala yang ada pada dirimu kini telah pergi, namun cintamu tetap disini, dalam ruang yang ku buat untukmu saat kita pertama bertemu. Kita terlalu sebentar disini. Ah! Nyatanya waktu dengan takdir berkata lain. Kamu pergi, dan kita tiada lagi. Aku sadar tak sepantasnya kita menyalahkan apapun, siapapun. Bahkan nyatanya memang tak ada satupun yang salah; diantara kita. Hanya saja Tuhan tak mengizinkan kau tetap disini bersamaku. Tenanglah, Ia selalu menyiapkan segala hal yang terbaik, untukmu, juga untukku.

   Aku tak patut untuk bersedih; begitupun kamu. Kita memulai dengan bahagia, maka semuanya harus berakhir bahagia —pula. Jikapun segalanya berhenti disini, kau akan mendapat seseorang yang terbaik untukmu, yang lebih baik dariku; begitupun aku.

   Aku mencintaimu, dan kamu telah memberikan segala yang terbaik yang harus kamu lakukan; selama kita bersama. Jangan sesali segalanya, karena kita ada, tertulis dalam catatan takdir. Kamu yang terbaik; pada masamu. Dan aku berharap aku adalah yang terbaik, pada masaku, untukmu.

   Aku akan kuat, karena kamu tak pernah mengajariku untuk menjadi seseorang yang lemah. Terimakasih untukmu, yang telah menjadikan ku seseorang yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.

   Terimakasih, kamu selalu ada untukku, memberikan ku semangat ketika aku terjatuh —dulu. Memberi ku kehidupan baru. Memberi ku kebahagiaan yang bahkan ku rasa aku masih membutuhkanmu. Namun, lagi, perpisahan ini harus terjadi.

   ‘Yang pergi akan tergantikan oleh seseorang yang lebih baik lagi. Aku akan disini, sampai saat nya nanti aku akan mengikuti langkahmu. Biarlah, aku tak ingin ada luka baru, akan ku obati segalanya sendiri agar luka-luka yang akan datang nanti, akan disembuhkan oleh orang terakhir yang akan menginjakkan kakinya di kehidupan ku; nanti’

   Terbanglah, doaku selalu dibelakangmu. Maafkan jika aku belum mampu menjadi yang terbaik untukmu. Aku akan mengikuti langkahmu untuk pergi. Namun, izinkan aku untuk selalu menyimpan kamu dalam sepenggal hati yang pada saatnya nanti akan ku tutup dan ku kenang sebagai cerita indah masa mudaku. ‘Tetaplah menjadi yang terbaik; untuk semua orang disekitarmu, termasuk yang akan datang nanti.‘ Aku, pergi, untukmu.

   ‘Maybe one day I'm replaced;
Maybe that day I'm a total mess;
Maybe that day I wish I could run back to you.
   And one day;
I hope to see you happy;
So, that day you'll realize;
The promises will be broken;
And feelings fade away‘

   ‘Fünf , thank you for hurting me, thank you for leaving me, thank you for lying to me, thank you for the memories, thank you for all the gifts, thank you for the hug, thank you for the sweet message, thank you for the fake promise you promise me, thank you for making me blush out in front of my friends, thank you for cuddle, thank you for the late night message, thank you for believing in me, thank you for making me feel like the luckiest girl in the world; even though its only for awhile, thank you for keeping my secrets, thank you for being my best friend, thank you for being there for me when I had tough nights, thank you for caring, thank you for making me cry, thank you for defending me when no one is, thank you for lending me your shoulders to cry on, thank you for making me laugh when all I can do is cry, thank you for all the adventures we spent together. But most of all, thank you for making me who I am today.’ —— someone.

  Goodbye love you flew right by love. — TK2013

Senin, 19 Mei 2014

We Were There!

01.50 Posted by Unknown No comments

Dan, perjalanan masa SMA berakhir disini, saat ini pula. Namun kenangannya akan tetap bersemayam disini, dalam ingatan setiap jiwa yang menikmatinya.

Hari ini, segala perjuangan berakhirlah sudah, segala kegundahan menanti hasil akhir —pun terbayar sudah. Kehidupan yang sesungguhnya menanti disana, dalam setiap asa nan cita yang menggebu dalam setiap raga yang berusaha.

Kita semua menang; Kau, dan aku. Dan kini saatnya tiba pada pertarungan hidup yang sebenarnya. Memasuki kehidupan yang dirasa memuakkan —namun, tidak bagi insan yang terus mengusahakan.

Kita selalu satu, dalam mencapai kemenangan. Kemenangan untuk kita —tentunya.

**

Ah! Akhirnya galaunya udah kebayar. Siapa yang se-angkatan sama aku? Alhamdulillah, lulus ya, walaupun nilaiku nggak memuaskan huh. Tapi, isoke aku rapopo kalo kata Mba Jupe hihi karena sekolahku, angkatanku, lulus 100%!! Bersyukur aja guys di luar sana masih banyak orang yang ga senasib sama kita, masih harus ngejar paket C. Duh.. masih perlu bertarung dengan runtutan soal yang bahkan aku juga udah lupa 3 tahun kemarin belajar apa sih, hehe yang ini jangan dicontoh!!

Seneng sih, seneng banget, akhirnya bisa lulus, ngga terikat lagi sama yang namanya belajar yang ngebosenin —untuk sekarang. Tapi nyatanya, kita masih perlu persiapan untuk SBMPTN. Lagi-lagi, soal, dan aku belum siap. Adakah yang merasakan hal ini —juga?

Sayangnya, aku sedih, mengingat aku bakal merindukan suasana kelas yang sudah menjadi keluarga besar sejak 2 tahun lalu. Mugkin semua ngerasain hal ini, gimana sedihnya kehilangan keluarga itu lebih sakit dari kehilangan pacar. Nyatanya begitu, kawan. Dan, aku bakalan ngerinduin masa-masa ini. Masa dimana masih awal masuk SMA jam setengah 6 aja udah di sekolah. Mau ngapain? Buka gerbang. Wkwk tapi kesininya pas bel baru nyampe sekolah, bahkan kadang udah ada guru baru nyampe sekolah. Merasakan? Ah kangen, bukan?

Terus nyampe sekolah ngapain? Tidur. Bad habbit aku selama kelas 3, dan aku sadar itu ga baik, makanya jangan ditiru ya. Hihi. Kayaknya cuma aku yang berani tidur saat pelajaran Fisika. Ini nekat. Sumpah. Haha.

Kangen suasana ribut di kelas, ngga? Kalo aku sih jelas, IYA. Kangen banget malah. Kangen pas ngantri rebutan nomor pas pelajaran matematika, kangen nyanyi bareng sekelas, kangen ada yang stand up comedy yaitu Rai yang gajauh beda dari 'tai' ini dia yang ngomong. Haha. Bercanda Rai, maaf. Kangen foto-foto yang awalnya berdua terus akhirnya ikutan semua. Emang anak jaman sekarang, liat kamera langsung selfie. Hihi. Tapi sumpah, kangen banget.

Iya, ini semua aku alami di sekolah ini, 23 —tercinta. Abaikan yang dicetak miring. Haha. Dan, semua bagian dari 23 itu keluarga aku. Keluarga baru.

Setiap kelas mungkin punya cerita masing-masing. Aku cuma mau ngajak bernostalgia aja sama kalian semua yang baca ini —emang ada yang baca?

XII IPA 2 23'14 —Toghether to Remember.

Mungkin banyak orang yang bilang, "Apasih istimewanya IPA 2?", "Naon sih IPA 2 rariweuh", Ah! Too mainstream, ye gak? Haha. Disadari atau ngga pasti itu terjadi sama semua kelas, selalu ada yang bilang, "Apasih IPA 1?", "Apasih IPA 3?", "Apasih IPA 4?", "Apasih IPA 5?", "Apasih IPA 6?", "Apasih IPS 1?", "Apasih IPS 2?", "Apasih IPS 3?"
Jawabannya yang pasti, itu semua kelas. Kelas dengan berjuta cerita yang tersimpan dalam memori orang-orang yang berada di dalamnya. Benar? Udah terlalu sering kalo ada yang bilang, "Apasih kelas kamu? Riweuh ga puguh, mending kelas aku blablabla", apalagi kalo sama pacar yang beda kelas pasti debat kayak gitu *cie.

Oke balik lagi, IPA 2 itu udah jadi bagian dari keluarga baru aku yang paling deket —yang lain mungkin merasakan dengan kelasnya masing-masing.
Banyak banget hal yang udah kita lewatin bareng; Bukber'12 di Selasih dengan tragedi yang tak terlupa, Toghether to Remember Part 1: Rancaupas!, Toghether to Remember Part 2: Djokdja!, Bukber'13 @Fia's, Happy Ied Adha 16 Oct @Firman's!, Happy New Year Global!, Hiking: Manglayang Mt. Toghether to Remember Part 3: Rancaupas Part 2! Dan masih banyak kegiatan kita laluin bareng. Huh, bakalan kangen. Pasti.

Oh iya, di 23 itu banyak kolam nya, jadi kalau ada yang ulang tahun tinggal berenang bareng ikan-ikan hihi. Siapa yang belum pernah mencicipi kolam depan musholla atau depan tempat wudhu? Wajib kudu coba! Recomended! Hihi. Kebiasaan kelas aku kalau ada yang ulang tahun pasti diceburin, banyak banget korbannya. Terus kalau udah diceburin, anak-anak yang lain langsung pada lari takut kena air kolam yang bau nya semriwing~~~~ Akhirnya? Kena marah Pa Tedi hihihi.

Terus mungkin juga ada yang ngalamin masa-masa pdkt, entah itu sekelas atau beda kelas, jadi penjaga sekolah karena berduaan di sekolah sampe sore sampe diusir malah. Atau mungkin masalah-masalah antara yang ini yang itu dan yang lainnya, atau bahkan masalah antar kelas hahaha udah kayak anak SD banget. Pokoknya, masa-masa SMA itu masa yang paling menyenangkan. Sekalipun didalamnya tak selalu ada cerita indah. Perjalanan ini adalah puncak tertinggi masa remaja kita. Syukurilah yang telah menikmatinya, karena tak semua orang bisa menikmati masa ini.

Udah gatau mau cerita apalagi, ngga bisa diungkapkan, mungkin semua cerita kalian masing-masing bakalan tersimpan dan jadi kenangan buat diri kalian masing-masing. Tetep kompak 23'14!!!

Sabtu, 17 Mei 2014

Kita Menang; Kau dan Aku

05.02 Posted by Unknown No comments

   Orang bilang cinta itu tak harus memiliki. Salah besar kataku. Kufikir cinta itu bukan keharusan yang dapat memaksa seseorang untuk tinggal bersamanya sebagai kesatuan dua raga yang berbeda. Kalau kita bisa mencintai seseorang dengan cara yang benar saja, pastilah akan damai pula hatinya. Karena cinta bukanlah wujud. Bukan pula sihir. Kita bisa memiliki cinta siapapun. Asal kita mau dan percaya. Ingat! Siapapun! Karena kataku jiwa yang indah akan mudah mengindahkan jiwa lain nya. Akan rela jika hanya disandingkan dengan cinta yang tak berwujud, bahkan sukar tersentuh. Tak peduli jika ia mengabaikanmu, toh memang jika kau cinta dan kalian saling berbalas. Akankah cukup hanya diungkapkan dengan kata-kata? Berfikirlah dengan pertimbangan hati yang pasti menerima. Jangan berkorban. Jangan melihat hanya sakitmu. Fikirkan sulitnya datang perasaan itu. Masa iya masih saja kita salahkan?
Lihatlah dari sudut kesempurnaan. Memang begitu kan seharusnya? Kesempurnaan.

Tapi ingat pula ini adalah caraku. Milyaran mungkin berkata lain.

     "Aku mencintaimu. Biarlah itu urusanku. Bagaimana kamu kepadaku. Biarlah itu urusanmu." -Pidi Baiq (Orang yang juga kaget telah menginspirasi orang yang menginspirasiku)
Dia bilang aku harus pindah/hijrah. I'll try. At least I try:)
——Wulan Windarti

**

Sabtu malam, 17 Mei 2014, 5:23 PM

   Tulisan diatas adalah tulisan seseorang yang sudah 3 tahun menjadi satu dari bagian 'teman terbaikku', ia dia yang menginspirasiku untuk membuat tulisan ini, teman sebangku masa sma lalu, teman berdebat masalah hati, terutama.

   Cinta itu ngga bisa dipaksakan, apalagi jika salah satunya berjuang untuk mempertahankan, dan yang satunya berjuang untuk melepaskan.

   Mungkin rasamu kini telah hilang, tak seperti dahulu yang selalu nyata disetiap perlakuan yang kamu berikan. Rasamu kini membayang terbang, mencari seseorang yang akan menggantikan ku, mungkin.

”Menahun sudah aku tahu, hari ini akan tiba. Tapi, bagaimana pernah ku jelaskan? Aku menyayangimu seperti aku menyayangi diriku sendiri. Bagaimana bisa kita ingin berpisah dengan diri sendiri?“  —— Peluk, Rectoverso.

   Iya, aku tahu hari ini akan tiba, hari saat dimana cinta kita tak lagi sama. Namun benar adanya, tak pernah mampu aku menjelaskan, karena aku tak pernah mempersiapkan diri untuk kepergianmu, dari sini.

   Rasaku dengan bayang mu bergelayut memecah memori ingatan. Pagi tadi, aku melewati jalanan yang biasa ku lewati dengan mu, ia berbisik, ”Kau dengannya pernah melewatiku setiap hari, dulu“, lirih. Air mataku pun jatuh perlahan, ya, aku tak pernah kuasa membendung ingatan tentangmu, karena kamu, satu dari bagian terpenting dalam hidupku.

   Aku harap aku dapat memberikan segala yang pantas untukmu, demi segala rasa yang ku punya, dan demi kasihmu dulu. Kamu memberiku  segalanya, segala sesuatu yang harus kamu berikan. Namun, nyatanya kini mengapa kamu tetap melangkah pergi, hilang tenggelam pada kenyataan yang mengiris pikiran? Layaknya ilusi. Kamu sudah terbiasa memberi warna dalam hidupku, bagaimana dahulu kita melangkah bersama. Tapi mungkin, kini itu semua hanya masa lalu. Bisakah kita bertahan? Katakan, apakah aku layak memperjuangkanmu?

   Kamu begitu sempurna, kita juga. Saling mencintai, membangun kebersamaan dan melukis indahnya pelangi pada masa lalu dan hariku.

   Aku memang lemah dalam melepas seseorang, terlebih kamu, yang dulu menjanjikan keindahan, menjanjikan kesempurnaan kasih yang kita jalin. Kamu, satu-satunya yang mampu menutup luka masalalu, dan kini membuka celah baru yang lebih menyayat hati.
Sekali lagi, tak pernah ku sesali itu. Karena aku pernah bahagia denganmu. Dan kebahagiaan itu cukup untuk membuatku menyimpan rasa ini untukmu. —Jika nanti kau ingin kembali.

   Aku merindukan pelukan hangatmu, canda tawamu, dan segala kebersamaan kita.

   Anganku mungkin kini akan pergi, seiring kepergian dirimu yang meninggalkan bayangan semu untukku, disini. Aku berterimakasih kepadamu, karena kamu telah menjadi salah satu inspirasi terbesarku. Kamu mengajarkanku tentang siapa aku yang sebenarnya, juga semua yang ada di sekitar kita. Sekali lagi, tak ingin aku sesali kebersamaan kita, bahkan hingga akhir nanti tiba, perpisahan.

   Terdengar pahit, nan pilu. Satu kata yang menyesakan otak, menutup rongga hidungku, dan membuat ku merasa terbunuh seketika. Iya, perpisahan dengan mu mungkin akan terjadi, cepat atau lambat. Dan saat ini pula, harus kusadari, aku harus siap akan kepergianmu. Kepergian segala kenangan manis yang belum dan -akan- kita jalani, kepergian kisah cinta indah penutup masa sma.

   Aku akan berjalan menyesuaikan langkahmu, hingga saatnya nanti aku akan menggenggam tanganmu—jika Tuhan mengizinkan lagi. Namun, lagi, mungkinkah?

   Untuk mu yang telah mengisi kekosongan jiwaku, sekali lagi, aku tak pernah menyesal akan semua ini. Karena sesal tiada berguna lagi. Namun nyatanya, aku —pun- tak ingin membohongi diri sendiri, bahwa aku masih menginginkan kehadiranmu disini, cukupkah untuk alasanku tak munafik? Karena nyatanya, engkau terlalu sebentar menginjakkan kaki pada kehidupanku.

   Untukmu yang selalu menemani —dulu-, aku masih disini, memeluk erat rasa yang kupunya, selama aku masih mampu, akan ku jaga, untukmu. Hingga saat nanti kau kembali, dan aku akan memberikan segala ini padamu.

   Mengingat janji manis dahulu memang menyakitkan, bahkan berubah menjadi pahit. Namun aku yakin, segalanya akan membuat kita dewasa. Perpisahan, waktu dan kenangan, akan tetap bergelut disana. Untuk mendewasakan.

   Sekali lagi, untuk kamu yang memberiku kebahagiaan —lalu, aku menyayangimu, dengan segenap hatiku. Terimakasih telah menjadikan ku sesosok perempuan yang lebih kuat —lagi.

    ”Bahkan jika ini semua berakhir; Aku tak pernah merasa kalah, karena aku telah menang atas diriku sendiri untuk berjuang mempertahankanmu, orang yang ku sayangi.“

p.s. ditulis saat aku menanti kejelasan semua ini

Wahai, sudahkah engkau mencicipi kopi hitam di meja makanmu? Sesekali minumlah kopi hitam itu untuk merasakan pilu dan pahit nya menjadi aku. Namun, lagi, engkau lebih suka meminum teh manis hangat yang kau buat sendiri. yang bahkan kau pernah memintaku untuk membuatkannya untukmu, sayangnya hingga saat ini aku belum pernah membuatkan itu untukmu, maafkan aku. Juga soup yang kau minta belum sempat aku buatkan, mungkin suatu saat nanti engkau akan mencicipi nya dari seseorang yang engkau cintai, anggaplah itu dariku, karena aku akan selalu mencintaimu dan kamu akan selalu menjadi bagian penting dalam perubahan dan kehidupanku. Yours.

Kamis, 15 Mei 2014

No Title

06.57 Posted by Unknown No comments

Karena sekeping ingatanku adalah kamu. Dan karena itu, aku mencintaimu.

Senyuman adalah tempat persembunyian luka yang terbaik. Iya, kamuflase. Kamuflase dari sakit yang terpendam, dan tertahan, hanya untuk mempertahankan yang bahkan ia sendiri tak tahu, layak kah untuk diperjuangkan? Bahkan jika nyatanya berjuang sendirian?

Orang bilang, bahagia itu sederhana. Sederhana di sebelah mana? Bisa tolong jelaskan? Karena nyatanya, yang ia rasa, bahagia tak sesederhana itu, bahkan hingga mengorbankan perasaannya sendiri, apa itu sederhana? Ia bahagia, sangat bahagia melihat orang yang ia sayangi bahagia, namun tepat di ulu hatinya ia merasa nyeri, melihat kenyataan bahwa bukan ia, yang membuatnya bahagia. Sesederhana itu kah bahagia?

Tinggalkan yang menyianyiakan, jaga yang mempertahankan.

Dan, pada kenyataannya, meninggalkan tak semudah membalikan telapak tangan. Rasa sakit yang akan selalu membekas dalam ingatan, ya, sakit akan kehilangan. Siapa yang mau kehilangan? Karena nyatanya ia menyayanginya seperti ia menyayangi dirinya sendiri, apakah ia harus kehilangan -dirinya-?
Juga, mempertahankan tak semudah melangkahkan kaki. Apa artinya jika mempertahankan sendirian? Apa artinya jika ia yang dipertahankan pun justru siap untuk melepaskan.

Hubungan itu milik aku dan kamu, milik kita, bukan hanya milikmu, atau hanya milikku.

Mengapa harus membohongi perasaanmu sendiri? Jika ada hal apapun yang menghalangi, katakanlah. Karena tak semua orang tahu apa kesalahannya. Ia bahkan butuh bimbingannya untuk tahu apa kesalahannya. Untuk memperbaiki apa kekurangannya. Sulitkah? Sulitkah untuk berkata? Agar pada akhirnya tak ada kesalahpahaman. Antara kita, berdua. Ini milik kita, bukan? Terlalu mementingkan egois masing-masing itu membawa petaka. Karena pada akhirnya tak ada lagi rasa percaya, antara kita.

Everybody's changing. You either.

Nyatanya, setiap orang itu berubah. Dan aku tak pernah tersadar akan hal itu, hingga saat nya tiba, dan aku tak siap, bahkan tak pernah siap jika pada kenyatannya kamu berubah. Apakah aku terlalu asing untuk mu hingga saat ini? Apa artinya ucapan lalu? Saat kamu dan aku masih sama. Kini aku merasa ada sesuatu yang menghalangi. Wahai, ucapkanlah dengan sejujurnya. Karena berjuang tak sebercanda ini. Karena mempertahankan tak sebercanda ini -pula-.

Jika kita masih percaya, mengapa begini adanya? Saat kau merasa segalanya baik-baik saja, dan aku tidak.

p.s. ditulis saat matahari menampakkan sinarnya.

Selasa, 13 Mei 2014

08.41 Posted by Unknown No comments

Dulu..
Iya, dulu. Ngga inget?

Ngga inget waktu dari pagi sampe siang sampe malem sampe paginya lagi kita chat? Apa lupa? Atau emang cuma sekedar kasian sama aku? Miris, yaa:')

Kamu ngga inget waktu kamu bilang, "Aku kangen kamu, Haw"?
Ngga inget dulu kamu bilang, "Kamu terlalu muter-muter di masa lalu."
Dan, yang paling bikin ingatan dan hati sakit itu, saat kamu bilang, "I'll fix ur broken heart"

Cinta emang indah di awalnya. Aja.

Kamis, 08 Mei 2014

Hi..

07.19 Posted by Unknown No comments
Kangen orang ini... Iya, aku sayang kamu..

Senin, 05 Mei 2014

18.32 Posted by Unknown No comments

Bahkan, yang sudah bertahan lama pun, ada kusutnya. Dan, mereka mampu melewatinya. Masa kita nggak? Aku sayang kamu, as always.

Sabtu, 03 Mei 2014

Happy Five, Dik!

08.45 Posted by Unknown No comments

Selamat tanggal 5, yang ke-3. Ngga nyangka bisa sama kamu terus, Dik. Makasih untuk 3 bulannya. Banyak banget yang aku pelajari selama ini.

Masih ngga nyangka, dan juga masih rindu masa-masa pdkt *yaelah* serasa baru kemarin aku kenal kamu, serasa baru kemarin kita awal chat, serasa baru kemarin nontonin kamu futsal, serasa baru kemarin kamu bilang 'jangan nontonin aku futsal, kalo aku futsal kamu kemana kek' yah... semua nya serasa baru kemarin. Waktu cepet banget ya. Aku masih inget pernah ditegur sama Umi, 'Duh, Haw, lagi jalan simpen dulu kali hp nya. Chat wae.' Iya, kamu. Dan nyatanya cuma kamu yang bisa bikin aku kayak gitu. Lupa segala hal. Cuma kamu, iya, kamu.
Entah tulisan ini lebay atau gimana, tapi emang nyatanya begitu. Aku masih inget dulu kamu pernah bilang, 'Aku liat kamu cuma berputar-putar di masa lalu.'
Dan, kamu bisa bikin aku lepas dari 'masa lalu' itu. Seperti yang pernah aku tulis, 'Karena setiap detiknya selalu berharga, untukku.' Iya, sama kamu.

Aku belajar banyak banget hal baru dari kamu. Tentang hidup, tentang 'kasih sayang', tentang..... kamu. Maaf kalau aku suka bikin kamu bad mood seketika, maaf kalau aku suka bikin kamu kesel, aku ngga ada maksud buat bikin kamu kayak gitu kok, itu naluriah. Maaf kalau aku egois, maaf kalau aku kadang ngga ngertiin kamu. Maafin aku.

Banyak banget hal yang udah dilalui selama ini, nangisnya, senengnya, ketawanya, bad moodnya, keselnya, bosen nya, diemnya, bahagianya, sedihnya, berantemnya, dan segala macam yang udah pernah terjadi. Aku masih inget, kamu pernah bilang, 'Aku mah pas kamu marah juga seneng.' Entahlah, kalau ngga ketemu kamu rasanya sesek, banget. Gatau kenapa. Jangan pernah berubah, walaupun suatu saat waktu yang akan merubah. Still with me, Dik. Till the end of time which we can't fight for each others. But, I wish we're still together cause I wanna spend my time with you, forever.
I love you, as always.

Dear Andika,
I have learned about love by loving you. Everytime I always think of you, and I don't know why. You're the one and still the one for me, till now. I can't describe how much I love you, and I think I shouldn't, 'cause it can't describe by words, but you can feel it, by ur heart. I'm so sorry if sometimes what I do can hurt you or ur heart. You know, I didn't want it happened. Yeaa, don't ever leave me, cause I don't wanna lose you. Thank you for loving me and make me feel so special. I love you so much, Dik! Happy five!

With love,
Yours