Ngga selamanya setiap orang itu jadi apa yang kamu mau.
Iya, emang. Ngga selamanya. Mereka bukan robot, yang bisa ngikutin perintah kita.
Nggak tau harus ngapain. Kangen? Iya. Pasti. Kamu bukan seseorang yang asing semenjak tahun baru lalu. Kesel? Of course! Tapi aku juga ngga mau ngeduluin rasa kesel aku, ngga mau kalo akhirnya malah harus dapet 'something' yang lebih dari ini. Sedih? Iya. Banget. Apa kita berubah? Apa ada yang disembunyiin? Tell me! Galau? Bukan galau, tapi capek, capek nangis. Ada apa dengan bulan ini? Apa harus se sakit ini? Apa? Baru segini? Iya emang baru segini tapi ya kalo kangen harus gimana? Ngga mau ngeduluin, takut ganggu. Tapi aku ngga terbiasa tanpa kamu, sampai saat ini.
Aku harus gimana, buddy?
Aku rindu,
memandang wajahmu dengan lekat
Mencari kesejukan dalam bola kecil,
matamu
Aku rindu,
bercengkrama dengan makhluk Tuhan
Yang melengkapi keutuhan,
hatiku
Namaku dan namamu, tertulis dalam khatulistiwa
Dalam langkah menuju dewasa
Dalam langkah menuju masa
Kita, satu tuju
Aku rindu,
saat kita menulis angan bersama
Tentang masa yang akan datang,
berdua
Wahai,
Kita lalui bersama
Masa yang akan tiba
Tetaplah disini,
disampingku
Hingga dewasa tiba
Rindu ini terbalas sudah
Jika kau dan aku bersama
Selalu bersama, seperti saat lalu,
Saat saat sebelumnya
Hingga dewasa tiba,
Rindu ini kan sirna
Jika kita tetap bersama
Menanti anak dan cucu,
Hidup dalam dunia fana
Lelaki itu mengambil kunci mobil nya dan berjalan menuju garasi. Dinyalakannya mobil itu lalu ia pun pergi, entah hendak kemana.
Ia membuka sebuah benda bergambar lukisan dirinya, lalu mengambil sebuah kaset. Lantunan suara khas milik Jason Mraz pun terputar dengan sangat jelas. Ia melirik ke sebelahnya, bayangan perempuan itu lalu muncul, membuyarkan konsentrasinya. Ia menatap nanar, dan menyadari, ia merindukannya, merindukan gadis itu, gadis yang pernah menjadi bagian dari dalam dirinya.
Tempat kaset beserta isinya pun selalu mengingatkannya tentang gadis itu, "Ini buat kamu. Selamat ulang tahun ya."
"Apa ini?" Dahinya mengerut, heran. "Buka saja." Ucap gadis itu sambil tersenyum. "Aku buka ya." Ucapnya. Kemudian gadis itu mengangguk pelan. Dibukanya sebuah kotak yang berisi kado ulang tahunnya. Dan ia melihat sebuah tempat kaset penuh dengan isinya, "Maaf aku cuma bisa ngasih koleksi kaset. Aku tau kamu seneng dengerin lagu. Dan dengan kado ini, aku harap kamu bakal selalu inget aku. Semoga kamu suka ya." Matanya berbinar, ah, gadis ini memang sangat tau apa yang disukainya, dan memang ia sangat senang mendengarkan musik, dan juga bernyanyi.
Ingatannya kembali melayang pada saat ia masih memliki gadis itu, gadis yang selalu menemaninya kemanapun ia pergi. Ia masih ingat bagaimana ekspresi gadis itu ketika marah, maka ia akan terdiam dan memajukan bibirnya lalu menekuk wajahnya. Sangat lucu. Ia pun masih ingat saat gadis itu tertidur manis di sebelahnya. Ia masih sangat mengingat bahkan akan selalu ingat ketika mereka bernyanyi bersama, disini, dalam sebuah mobil, miliknya.
Tanpa terasa, senyum lelaki ini mengembang, namun kemudian ia menyadari, itu hanyalah kenangan. Kenangan manis yang sebaiknya ia simpan dalam-dalam.