Bahkan, jika aku tak mampu berucap, apa hatimu mampu membaca gelagatku?

Senin, 26 Agustus 2013

Kalo Kata Orang Sih, ‘Gagal Move On‘

01.19 Posted by Unknown No comments

Lagi, setiap orang yang menghampiri ku acuhkan begitu saja. Bukan, bukan karena aku tak suka pada mereka. Aku suka, tapi hanya untuk sebatas teman, dan tak lebih. Maaf, aku belum mau membuka hati untuk orang lain selain kamu. Masih, dan mungkin akan selalu untukmu. Mungkin. Sejujurnya, aku ingin melepas segalanya. Melepas perasaan untuk kamu, namun kenyataannya aku tak pernah mampu.
If there was a million reasons to leave, I would still look for the one reason to stay.” This.

Aku tahu, tak diinginkan oleh seseorang yang kita sayangi itu hal yang menyakitkan. Tapi, harus bagaimana lagi? Daripada membohongi diri sendiri dan juga orang yang sudah menyayangi kita dengan tulus, lebih baik jujur, kan? Karena kebahagiaan yang berawal dari kebohongan itu adalah hal yang paling menyakitkan. ”Truth hurt only once, but a lie hurt everytime you remember it.” Nah, daripada menyakiti setiap kali mengingat kebohongan, lebih baik menyakiti sekali saat kita jujur, iya kan?

Bagaimana bisa aku membuka hati untuk orang lain, jika hati dan pikiranku masih menyimpan kamu dan segala tentangmu? Kalo kata The Script sih, How can I move on when I'm still in love with you? Huh, ada apa denganmu? Ada apa dengan dirimu? Ada apa denganku hingga aku tak mampu melepas segalanya? Aku selalu mencari. Mencari jawaban atas apa yang ditanyakan oleh diri dan hatiku sendiri. Sayangnya, hingga saat ini aku tak pernah tahu alasan mengapa aku menyayangimu. Kamu, heran? Aku pun.
I love you. And it's not because you make me happy, not because you make me feel special, and not because you're the sweetest person ever. But because I just love you. And I don't need any reasons for that.
Ngah! Kini aku mengerti, untuk mencintai dengan ketulusan itu tak membutuhkan beribu alasan. Iya, dan itu mungkin jawaban untuk segalanya. Cukup jelas, kan? Mungkin.

Maaf. Maaf untuk segala hal. Perasaan ini muncul begitu saja untukmu. Jika kamu tak menginginkannya, maafkan. Jikalau aku boleh memilih untuk siapa saja perasaan ini, aku tak ingin memilih kamu. Sayangnya, hatiku yang memilihmu. Dan itu berlaku hingga saat ini, hingga detik ini.

Terimakasih. Terimakasih untuk segala hal. Terimakasih telah mengajariku banyak hal. Terimakasih telah memberi cerita yang ’indah‘ dalam segala hal. Terimakasih telah menjadi inspirasiku dalam banyak hal. Terimakasih, terimakasih telah mengajariku untuk menjadi sesosok perempuan yang kuat. Terimakasih.

Yours.

0 komentar:

Posting Komentar