Bahkan, jika aku tak mampu berucap, apa hatimu mampu membaca gelagatku?

Senin, 22 September 2014

Dan Aku Melupakanmu

00.36 Posted by Unknown No comments

   Karena yakin lah, cepat atau lambat aku tahu, akhir dari segalanya ini memang akan dan pasti ada. Rasa sayang ini memang tidak akan hilang dan akan selalu ada, akupun masih bisa merasakan nya. Tapi ini hanya berlaku untuk rasa sayang ku kepada mu, sayang. Kamu padaku? Aku rasa..... tidak.

   Karena kamu kini berbeda, pergi, dan tak ku kenal lagi. Aku tahu, ini semuanya aneh, bahkan saat kamu pergi aku masih disini, masih merasakan hal yang sama. Hal yang dulu bahkan hingga saat ini aku rasa, untuk kamu. Namun, kamu terus melangkah. Tak menoleh sedikitpun pada aku. Aku yang selalu hendak menggapaimu. Aku yang selalu berdiri dibelakangmu. Aku yang......

   Aku yang berjuang setiap harinya, karena rasa ini yang selalu menguatkan ku. Kadang atau bahkan seringkali kamu tak pernah menoleh atau mungkin menghargai perasaan ini, namun aku tak peduli dengan semuanya. Tapi kini... Aku tau aku salah, terlalu lama menahan rasa sakit hanya membuat ku semakin terlalu sayang kepadamu. Tapi sekarang? Masih ku coba untuk semuanya, karena... butuh proses...

   Jika kamu inginkan aku pergi, maka aku akan pergi. Jika kamu inginkan aku menjauh, maka aku akan jauh. Jika kamu inginkan aku meninggalkanmu, maka aku akan tinggalkan. Namun, tidak untuk sekarang. Tidak untuk saat ini yang nyatanya aku masih tak mampu. Tunggulah, tunggulah sekejap lagi. Bersabarlah. Bersabarlah sebentar lagi. Aku akan berlari, tak perduli lagi. Namun bukan sekarang, hingga saatnya nanti.

   Ya, bukan sekarang. Sekarang aku masih lelah, masih sakit, walau aku masih berusaha untuk bertahan, mempertahankan kamu. Tapi, apa aku masih bisa? Sulit..
Sekali masih aku bisa maafkan, dua, tiga, bahkan empat kali pun, pintu maaf ku selalu terbuka. Walau aku melihat semuanya dengan mata kepala aku sendiri, walau aku merasa sakit yang begitu, disini. Nyatanya, terlalu sulit jika kepercayaan sudah dirusak.

   Aku masih bertahan walau aku disakiti. Aku masih mampu mencinta walau dikhianati. Aku masih selalu menunggu walau kamu datang dan pergi. Apa tak ada rasa bersalah? Ketika yang ku tahu kamu bersamaku namun hatimu bukan untukku? Lalu? Mengapa? Mengapa kamu mau jika nyatanya tak ada cinta dalam hatimu?

   Aku rasa aku salah orang. Aku kira kamu berbeda. Aku tunggu kamu dan semuanya hilang.
Aku rasa aku memang salah orang, semuanya memang hanya omong kosong belaka, semua ucapan mu hanya tinggal ngiangan, janji mu itu.... ah sudahlah. Mana janji mu yang akan berusaha menjadikan aku orang pertama yang tahu kamu sudah menjadi seperti yang dulu lagi? Mana? Allah tau mana yang terbaik:)

   Dan kamu pergi, tak kembali. Lalu, mungkinkah nyatanya kamu bukan yang terbaik untukku? Tak apa. Aku tak apa-apa. Aku hanya menyayangkan, mengapa engkau mau jika nyatanya kau tak mau? Memberi harapan palsu? Ah, terimakasih, sayang. Aku cukup muak untuk sebuah harapan.

   Dan aku sudah tak mau lagi dengan semua harapan itu. Aku adalah lelaki yang pertama sakit karena harapanmu itu, maka layak jika aku harus kalah dengan semua keadaan ini; aku tak mampu.
   Terima kasih atas 2 tahun yang sangat berkesan. Tapi maaf jika aku harus menghapus kamu di pikiran ku, dan aku harus menghilangkan semua tentang kamu, atau akupun tak akan lagi mengenal mu. Aku sudah terlalu sakit, walau Tuhan tau itu bukan cara yang baik, tapi biarlah, ini cara ku untuk bisa menghapus semua tentang mu.

   Untuk kamu, dengarkan aku, sekali ini saja. Aku mencintaimu, dengan segala kekuranganku. Aku menyayangimu, dengan segala kemampuanku. Mungkin, kini semuanya telah berubah. Telah berganti. Rasa ini telah mati. Tapi, jika kamu masih membutuhkan aku, datanglah. Karena aku tak akan mendatangimu, lagi.

Sincerelly, yours.

Hawa und Medan.

0 komentar:

Posting Komentar