Bahkan, jika aku tak mampu berucap, apa hatimu mampu membaca gelagatku?

Senin, 22 September 2014

07.03 Posted by Unknown No comments

Jika yang kamu inginkan adalah kepergianku, maka aku akan pergi.

Sejatinya, cinta itu saling membahagiakan, begitu yang kubaca di setiap buku roman. Hah. Klasik. Nyatanya, kini cintaku hanya untuk membahagiakan sepihak. Ya, membahagiakan kamu.

Apa artinya jika berjuang sendirian?
Apa artinya jika berjalan sendirian?
Apa artinya jika..... mencintai sebelah pihak?

Aku mencintaimu, sayangnya, kamu tidak.

Apa kabar malam lalu, saat kau datang membawa harapan?
Dan...... Apa kabar malam ini, ketika kau hilang tanpa setapak jejak yang kau tinggalkan?

Semudah itu untuk pergi?

Apa kabar janji-janji yang dahulu kau ucapkan?

Ah, aku terlalu berharap.

***

Nyatanya, kamu tetap pergi dan tak lagi perduli,
pertanyaanku, apa salahku?

***

Sebab menjadi tidak peduli itu sulit, terlebih sakit. Jika kamu mampu tidak peduli padaku, tolong ajarkan aku untuk tidak juga peduli padamu.

Selamat malam, semoga hidupmu selalu bahagia.

Dan Aku Melupakanmu

00.36 Posted by Unknown No comments

   Karena yakin lah, cepat atau lambat aku tahu, akhir dari segalanya ini memang akan dan pasti ada. Rasa sayang ini memang tidak akan hilang dan akan selalu ada, akupun masih bisa merasakan nya. Tapi ini hanya berlaku untuk rasa sayang ku kepada mu, sayang. Kamu padaku? Aku rasa..... tidak.

   Karena kamu kini berbeda, pergi, dan tak ku kenal lagi. Aku tahu, ini semuanya aneh, bahkan saat kamu pergi aku masih disini, masih merasakan hal yang sama. Hal yang dulu bahkan hingga saat ini aku rasa, untuk kamu. Namun, kamu terus melangkah. Tak menoleh sedikitpun pada aku. Aku yang selalu hendak menggapaimu. Aku yang selalu berdiri dibelakangmu. Aku yang......

   Aku yang berjuang setiap harinya, karena rasa ini yang selalu menguatkan ku. Kadang atau bahkan seringkali kamu tak pernah menoleh atau mungkin menghargai perasaan ini, namun aku tak peduli dengan semuanya. Tapi kini... Aku tau aku salah, terlalu lama menahan rasa sakit hanya membuat ku semakin terlalu sayang kepadamu. Tapi sekarang? Masih ku coba untuk semuanya, karena... butuh proses...

   Jika kamu inginkan aku pergi, maka aku akan pergi. Jika kamu inginkan aku menjauh, maka aku akan jauh. Jika kamu inginkan aku meninggalkanmu, maka aku akan tinggalkan. Namun, tidak untuk sekarang. Tidak untuk saat ini yang nyatanya aku masih tak mampu. Tunggulah, tunggulah sekejap lagi. Bersabarlah. Bersabarlah sebentar lagi. Aku akan berlari, tak perduli lagi. Namun bukan sekarang, hingga saatnya nanti.

   Ya, bukan sekarang. Sekarang aku masih lelah, masih sakit, walau aku masih berusaha untuk bertahan, mempertahankan kamu. Tapi, apa aku masih bisa? Sulit..
Sekali masih aku bisa maafkan, dua, tiga, bahkan empat kali pun, pintu maaf ku selalu terbuka. Walau aku melihat semuanya dengan mata kepala aku sendiri, walau aku merasa sakit yang begitu, disini. Nyatanya, terlalu sulit jika kepercayaan sudah dirusak.

   Aku masih bertahan walau aku disakiti. Aku masih mampu mencinta walau dikhianati. Aku masih selalu menunggu walau kamu datang dan pergi. Apa tak ada rasa bersalah? Ketika yang ku tahu kamu bersamaku namun hatimu bukan untukku? Lalu? Mengapa? Mengapa kamu mau jika nyatanya tak ada cinta dalam hatimu?

   Aku rasa aku salah orang. Aku kira kamu berbeda. Aku tunggu kamu dan semuanya hilang.
Aku rasa aku memang salah orang, semuanya memang hanya omong kosong belaka, semua ucapan mu hanya tinggal ngiangan, janji mu itu.... ah sudahlah. Mana janji mu yang akan berusaha menjadikan aku orang pertama yang tahu kamu sudah menjadi seperti yang dulu lagi? Mana? Allah tau mana yang terbaik:)

   Dan kamu pergi, tak kembali. Lalu, mungkinkah nyatanya kamu bukan yang terbaik untukku? Tak apa. Aku tak apa-apa. Aku hanya menyayangkan, mengapa engkau mau jika nyatanya kau tak mau? Memberi harapan palsu? Ah, terimakasih, sayang. Aku cukup muak untuk sebuah harapan.

   Dan aku sudah tak mau lagi dengan semua harapan itu. Aku adalah lelaki yang pertama sakit karena harapanmu itu, maka layak jika aku harus kalah dengan semua keadaan ini; aku tak mampu.
   Terima kasih atas 2 tahun yang sangat berkesan. Tapi maaf jika aku harus menghapus kamu di pikiran ku, dan aku harus menghilangkan semua tentang kamu, atau akupun tak akan lagi mengenal mu. Aku sudah terlalu sakit, walau Tuhan tau itu bukan cara yang baik, tapi biarlah, ini cara ku untuk bisa menghapus semua tentang mu.

   Untuk kamu, dengarkan aku, sekali ini saja. Aku mencintaimu, dengan segala kekuranganku. Aku menyayangimu, dengan segala kemampuanku. Mungkin, kini semuanya telah berubah. Telah berganti. Rasa ini telah mati. Tapi, jika kamu masih membutuhkan aku, datanglah. Karena aku tak akan mendatangimu, lagi.

Sincerelly, yours.

Hawa und Medan.

Minggu, 17 Agustus 2014

08.20 Posted by Unknown No comments

Sedikit-sedikit lupa, sedikit-sedikit inget. Ya-elah.

Jumat, 08 Agustus 2014

Biarkan ini Indah meski tak Bernama

22.50 Posted by Unknown No comments

Cinta sejati itu memberi tanpa harus meminta; dari kamu, orang yang ku sayang.

***

Dulu, aku percaya dan yakin, jika cinta itu harus memiliki. Namun kini, percaya ku berganti. Nyatanya, aku mencintai, dan saat aku belajar mencintai, harusnya aku sadar, aku harus pula belajar untuk melepaskan. And then, I can‘t handle it. Kamu pergi, dan aku tak pernah siap. Lalu memaksa siap? Ah pintar sekali kamu, kamu benar, selalu benar.

Dan kini, kepercayaan ku hanya tinggal sebuah nama, dan seiring berjalan nya waktu semuanya berubah, bukan? Dan akhirnya kamu pergi; lalu ku sadar cinta tak harus memiliki itu memang ada, kali ini aku percaya dan sekarang aku merasakan nya.

Wahai, aku sedang berjalan untuk melupakanmu. Maksudku, menyimpan kenangan itu. Maka, bolehkah aku memohon? Bolehkah aku memohon untuk kamu, berhentilah menghantui aku, berhentilah membayangi hidupku. Ataukah? Ini hanya karena aku yang terlalu?

Kenangan yang memang susah untuk ku lepas atau bahkan akan tetap hinggap disini. Huh, sepertinya ini aku, yang terlalu kepadamu, terlalu mencintai mu. Apa aku salah terlalu tulus? Cinta memang rumit, di saat sudah berekspetasi tinggi dan berangan-angan indah.... Ahh sudahlah, semuanya sudah hilang apalagi yang harus aku sesali?
Kamu pernah bilang, kan, "biarkan ini indah meski tak bernama." Tapi.. Aku bisa sebut ini indah jika memang rasa ini tetap saling menyatu. Tapi jika kamu membagi rasa ini, bagaimana bisa kau sebut indah? But you taught me to be a good person, as always.

Dan kamu, terbaik, pada masamu. Ku harap aku pun begitu, yang terbaik, pada masaku. Aku harap, kamu tetap menyimpan aku dalam pikirmu, dalam berkas kenangan, walau kau pendam, aku takkan busuk didalamnya. Hanya untuk mengingatkan, bahwa aku pernah bersamamu dalam waktu yang terbaik yang Tuhan berikan.

Kita akan bersama, akan terus bersama dalam waktu yang tak akan pernah kita tentukan.

Boleh aku minta satu syarat? Biarkan rasa sayang ini melebur menjadi satu dalam jiwa, agar tak pernah hilang dan tak pernah pergi,selamanya.
Terima kasih.

Selamat malam,
Hawa und Medan.

Kamis, 07 Agustus 2014

23.31 Posted by Unknown No comments

”I can‘t explain what I feel right now. You are always in my heart. I don‘t know why, but my heart did. I think you should know, but then, I know, you don‘t care, about everything, about my heart, about me —especially. I love you, with all my heart.“

—Me.

00.35 Posted by Unknown No comments

”Kalo aku tau sekarang kita bakal jadi saling melupakan gini, dulu aku gaakan terima kamu. Biarin gaada status yang penting kita selalu kemana-mana bareng, toh kita tau hati kita itu buat siapa. Ga kayak sekarang, hati aku masih buat kamu, eh hati kamu nya udah pergi jauh entah kemana. Hehe.“

Kamis, 31 Juli 2014

Terimakasih, untuk Kamu.

15.01 Posted by Unknown No comments

Karena sabar itu tak ada batasnya..

Maka, jika sabar tak ada batas, akankah kebahagaiaan itu dapat terlaksana?
Jika kita terus bersabar, apakah.... Apakah hanya aku yang bisa bersabar sedangkan dia tidak?
Apakah memperjuangkan orang yang tidak seharusnya di perjuangkan itu indah?
Jika semua dilakukan, bagaimana jika aku lelah dan sudah mencapai titik jenuhku? Apa aku boleh berhenti? Padahal, rasanya ingin maju, selalu menuju kamu. Namun —lagi rasa lelah dan jenuh terus menderu-deru...

Dan kali ini, entah yang sudah keberapa kali, aku sudah tak mampu lagi menghitungnya; dia. Lagi-lagi dia? Iya. Hanya dia yang terus memenuhi ruang hatiku. Jika kamu bawakan aku ratusan bahkan ribuan yang lain, aku dengan tegas menolak. Karena aku hanya ingin dia. Entah untuk kesekian —lagi, rasa jenuh ini hadir kembali, kesabaran ku diuji lagi, haruskah aku berhenti? Walau kamu bahagia yang ku nanti?

Jelas, sangat jelas aku coba tolak rasa jenuh ini. Tapi..... Tapi hal-hal yang menjurus dengan kamu terus saja berputar di kepala, tanpa aku sadari semua pikiran ini sudah terkontaminasi dengan sebuah zat yang bernama ”kamu“.

Hai, tak pernah sadarkah kamu?

Kamu mungkin tak akan pernah tahu; aku disini menunggu, dengan segala kasih sayangku, dan aku disini..... Apa perlu aku buktikan besarnya rasa sayang ini?

Lagi-lagi kamu dan terus saja kamu, tak pernah habis pikir secepat ini aku bisa nyaman dan secepat itu pula kamu katakan ”rasa nyaman itu udah gaada lagi“.

Dan sayangnya, aku bukan kamu, sayang. Aku bukan orang yang bisa dengan mudahnya meninggalkan kamu setelah aku rasa, kamu yang tepat, untukku, walau mungkin tidak untukmu. Seperti sebuah syair yang mengatakan, 'I‘m not the only one for you, but you‘re the only one for me' and it's true, dearest.

Dan sepenggal syair itu mungkin telah mewakili perasaanku selama ini. Disaat semuanya telah terjadi, yasudah, terjadilah, apa aku harus meratapi? Tentu saja tidak.
Sayang, ini aku, yang tak pernah peduli ucapan orang lain; tak pernah peduli kata-kata orang lain. Aku disini, sayang, di hadapanmu. Sesakit apapun yang pernah kamu lakukan terhadap ku; aku maafkan; karena cinta selalu memaafkan dan karena kamulah aku pun bisa belajar ikhlas.

Kamu tahu? Orang lain selalu bilang, aku adalah manusia terbodoh. Ah, aku memang bodoh, ya? Terlalu mencintai kamu, juga terlalu memaafkan kamu. Mau bagaimana lagi? Nyatanya sudah begini. Aku mencintaimu dengan selalu, walau kamu tidak. Ah, bukan aku ingin meratapi, bukan pula ingin mengharap kamu kembali, karena nyatanya rasa kamu telah mati, bukan? Jadi, intinya aku hanya ingin kamu tahu, aku mencintaimu seperti tak ada akhir, dan biarlah ini mengalir, untuk aku nikmati, sendiri.

Dan, jika aku meminta harapan itu terbuka sedikit lagi, apakah bisa? Aku akan berusaha memperjuangkan cintaku ini, akan berusaha dengan sekuat tenagaku, walau itu —mugkin sedikit mustahil, tapi apa salahnya? Apa salahnya aku mencoba sampai di puncak titik jenuh ku? Di dunia ini tak ada yg mustahil, bukan?
Ah, menurutku ada satu yg mustahil di dunia ini, apa? Rasa nyaman kamu terhadapku kembali. Aku rasa itu mustahil he he. Biarkan aku mencintai mu dengan caraku, dan biarkan aku jadi diriku sendiri, karena cinta selalu menerima apa adanya tanpa ada paksaaan.

Terimakasih untuk selalu menerimaku apa adanya, walau kini tidak.
Terimakasih telah menemani hari ku, walau kini tidak.
Terimakasih telah memperjuangkan aku, walau kini tidak.
Terimakasih untuk selalu ada, walau kini tidak.
Terimakasih untuk selalu memahami ku, walau kini tidak.
Terimakasih untuk mencintaiku, walau kini tidak.
Ah, terimakasih sudah menemani, walau kini tidak.
Terimakasih telah datang, walau kini pergi.
Terimakasih telah mendekat, walau kini menjauh.
Terimakasih pernah peduli, walau kini acuh tak acuh.
Terimakasih telah memberi harapan, walau kini pergi meninggalkan.
Terimakasih.

***

Lagi-lagi, ini untuk kamu, wahai.

Selamat Malam,
—Hawa und Medan

05.04 Posted by Unknown No comments

”Maka sejak saat itu, aku berhenti mencintaimu. Mengejar kamu yang telah berjalan lebih dahulu. Bukan, bukan untuk mencintaimu —lagi. Tapi untuk menyamakan langkah kaki denganmu, yang lebih dulu melupakanku. Dan saatnya nanti; saat langkahku mensejajari langkahmu, aku telah menang atas kamu; menang untuk melupakanmu, dan menang untuk berdamai dengan masalalu —saat bersamamu.“

Rabu, 30 Juli 2014

18.38 Posted by Unknown No comments

How r you? How's ur day.... eum... without me? I miss you, k. I miss you when you holding my hand, really. It sucks.

—Me.

Minggu, 20 Juli 2014

08.23 Posted by Unknown No comments

Untuk kamu yang tengah bersemayam di dalam hatiku.

***

Hai kamu. Jika kamu hendak bertanya apakah aku kuat menghadapi kamu, aku kuat, cukup kuat dengan semua kesabaran ku, karena aku tau sabar itu tidak batas nya. Iya, ngga ada. Tapi, jika aku memutuskan untuk berhenti, apa itu salah? Apa aku akan menyesal? Entahlah, aku pun sudah hampir menyelesaikan segalanya, tapi rasa sabar ini menahan ku; untuk sebentar lagi.

Hai, kamu. Ah, aku terlalu munafik. Maafkan aku, ya? Terlalu munafik dalam mencintaimu, mengatakan aku baik-baik saja, saat aku sadar nyatanya tak begitu. Aku mencintai kamu, dengan segala keikhlasan ku. Entahlah, aku bahkan terlalu sulit melepasmu pedahal aku tahu, semakin aku menggenggam kamu, semakin menjalar pula rasa sakit ini.

Hai, kamu. Kadang aku sering berpikir, apakah kamu ikhlas? Apakah kamu sungguh mencintai aku apa adanya? Pedahal, pertama kali kamu bilang akan mencintai aku apa adanya. Tapi, apa nyatanya? Tarik lagi saja bualanmu itu, tak pantas kamu ucapkan 'lagi'.
Melepasmu? Apa itu cara terbaik yang harus aku lakukan? Eng.... Engga, aku tegaskan sekali lagi, tidak. Aku belum berpikir hingga sejauh itu. Lagipula, hati ini sudah tertutup rapat oleh 'kepalsuan cinta', mungkin? Tapi, lain cerita jika kamu yang melepas ku. Mungkin aku tak akan berpikir dua kali dan, ya, aku akan pergi, dan penyesalan itu, aku tunggu.

Sedikit menantang hatiku, ya? Iya, buat kamu, apasih yang ngga? Apasih yang ngga aku lakuin buat kamu? Aku mau kamu bahagia, tapi, kenapa? Kenapa kamu tidak membiarkan aku mencintaimu dengan caraku? Apakah aku patut mempertanyakan keikhlasanmu bersanding dengan ku saat ini? Karena nyatanya kamu menolakku, menolak aku dengan caramu. Cara yang mematikan, yah! Selamat, telah membuat ku seperti ini! Aku hanya ingin kita bahagia, tapi nyatanya, semakin dewasa kita semakin sulit menemukan cara untuk bahagia dengan sederhana. Apa harus dengan kesakitan yang terlalu agar aku bahagia? Maksudku, agar kamu bahagia? Karena nyatanya, bahagiamu adalah prioritasku.

Hai, kamu. Melihat kamu bahagia pun aku sudah sangat senang, walaupun nyatanya, kamu tak pernah memandang aku disini sedang apa, bertanya aku disini sedang apa dan apa yg sedang aku lakukan, apa itu cara mu agar kamu bahagia? Apa mungkin kamu hanya memprioritaskan kebahagiaan kamu saja? Tolonglah, sedikit saja lihat aku disini, apa tak cukup aku meminta tolong? Rasanya terlalu menyakitkan ya, bahkan mungkin seharusnya aku tidak perlu meminta untuk kamu melirik aku sedikit saja. Sesakit ini kah yang perlu aku rasakan? Ah, kamu, melirik aku sedikit saja pun rasa nya sulit, ya? Padahal kita sudah ada ikatan, walau tak terlalu sakral, tapi cukup lah; cukup untuk menunjukan bahwa diantara kita ada status lain. Gotcha! Kamu menang, sayang. Selalu menang. Bahagia untukku sederhana, melihatmu tersenyum karena tingkah ku saja, aku sudah bisa merasa terbang, karena melihat senyum lebar mu itu, aku sangat melayang. Aku, suka. As always.

Hai, kamu. Apa harus aku memohon dan berlutut di depan mu sambil beruraikan air mata dan menangisi kamu di bawah kaki kamu? Tentu saja tidak! Aku ini lelaki, dan mungkin kali ini mau kamu tak pernah melirik aku sekalipun aku sudah tak perduli lagi. Sakit? Ya sangat jelas! Coba bayangkan jika kamu di posisi aku, apa kamu kuat? Apa kamu bisa menghadapi aku jika aku punya sifat macam kamu begini? Aku rasa tak bisa. Iya, tidak bisa. Dan kamu, bisa cari di seluruh dunia apakah ada lelaki seperti aku? Menahan kesakitan demi melihat kamu bahagia... Ahh sayang, aku pasti akan lakukan apapun itu asalkan aku lihat bibir mu itu tersenyum lebar. Indah.

Hai, kamu. Aku berharap, kamu bisa menerima ku dengan apa adanya, apakah ini salah? Seperti yang kamu selalu bilang, mencintaku apa adanya. Akankah harapanku terwujud? Sebagaimana doaku yang seiring hembusan nafas selalu menyebutkan kamu, agar selalu bahagia. Silakan cari yang seperti aku, yang mau mencintaimu seperti aku, aku yakin, hanya aku yang mampu. Ahahahaha, apa aku terlalu berkhayal? Kurasa, tidak. Ah, sudahlah, sebagaimana aku berharap pun kamu mungkin tak akan mengerti, aku cukup saja, cukup untuk bahagiamu, senyum manismu, yang ku harap akan selalu terukir indah, disana.

***

Hai kamu, merasakah bahwa ini semua tentang kamu? Karena jujur, ini semua tentang kamu. Untuk kamu.

ps; Ini aku yang selalu berusaha membahagiakan kamu, bagaimanapun cara nya. Aku menyayangimu.

July, 20th 2014; 10:54 pm.
Hawa und Medan.

04.59 Posted by Unknown No comments

Cukup lewat telepati saja, cukup aku saja, karena aku tahu, dia tidak akan mungkin merindukan aku. Ah, apalah aku ini. Hanya masa lalu yang telah dilupakan, bukan? Cukup aku tau dia baik-baik saja, iya cukup. Bahkan mungkin terlalu cukup untuk seorang aku, siapalah aku ini untuknya. Karena tak sepantasnya aku merindukan orang, yg bahkan mungkin sedang dalam perjalanan mencari sejati yang lain. Bukan, bukan aku sudah melupakan juga, hanya saja rindu ini biar aku yg menyimpan, karena aku tahu, serindu apapun aku terhadap dia, dia tak akan menjemput rindu ini, rindu yg aku pendam, untuk dia.

Selasa, 15 Juli 2014

08.21 Posted by Unknown No comments

Aku ngga ngerti maksud dan tujuan kamu itu apa. Yang jelas aku....... jealous. Mungkin. Maaf, ya. Silakan mau bertingkah apalagi juga. Aku tak berhak atas apapun, kan? Yasudah. Aku simpan lukaku. Dan silakan berbahagia dengan yang baru. Aku (mencoba) ikhlas.

— Me.

Senin, 14 Juli 2014

07.59 Posted by Unknown No comments

Semalam lalu aku mimpiin kamu. Ah, lucu. Bahkan terlalu. Masa kamu mau datang ngasih surprise buat aku? Mimpi yang bener-bener mimpi. Ah, apa kamu merindu aku? Kalau aku sih, bisa dibilang iya. Bahkan terlalu iya, terlalu merindu. See you soon.

Rabu, 09 Juli 2014

04.34 Posted by Unknown No comments

Get well soon, k.

—Me.

Selasa, 08 Juli 2014

Wahai.

10.16 Posted by Unknown No comments

Untuk kamu yang selalu menginspirasi, dan kini tengah pergi, cinta selalu tahu kemana kamu harus pulang.

***

Kamu pergi jauh tak tahu entah kemana, relung hati kini terasa sepi, canda gurau kita kini hanya sebatas angan. Oh sayang, ku tau kini kamu bukanlah milik ku. Kamu; tengah merantau di hati yang lain. Namun aku percaya, cinta mu murni untuk ku, karena cinta tau kemana dia harus pulang.

Hai kamu, jangan kan memeluk, menatap mu saja kini aku tak sanggup. Lagi-lagi; jangan kan bercanda, mengucap sepatah kata pun aku tak mampu, karena hatiku masih tetap saja bergejolak saat aku melihatmu, hanya mampu melihatmu. Hanya itu.

Iya, hanya itu yang aku mampu, tak bisa lebih. Tak kuat barangkali, atau aku harus pura pura kuat di depan mu? Tak mungkin, itu semua mustahil, karena semuanya sudah terlanjur. Kamu; lain kali jika pergi, jangan seperti ini.

***

Karena aku lemah, dan kamu tahu itu. Selalu tahu. Kamu; kelemahanku. Apa? Apa yang harus aku lakukan? Berlari memelukmu hingga yang akan kudapati adalah tepisan tanganmu? Sesakit itu?

Mungkin, memang sesakit itu. Tapi entahlah, aku suka rasa sakit itu. Entah, kenapa. Bodoh? Iya memang aku bodoh. Mungkin aku terlalu tolol. Karena di saat kamu menginjak ku, dan aku terus bertahan; berdiri dihadapan mu. Seakan aku meminta belas kasihan kepadamu? Bukan. Aku hanya membuktikan betapa keras nya rasa ini untuk mu. Hanya untuk kamu.

Because this love's too strong. Hey! Cant you see? Harus dengan cara apalagi aku memberi bukti hanya agar kamu mengerti? Mengerti karena segalanya tentang mu itu ‘betapa’ juga ‘terlalu’. Harus ku jelaskan lagi sebelah mana? Karena nyatanya kamu tak pernah mau mengerti; aku, hingga perasaanku.

***

Buta cinta itu memang nyata. Yang jelas— sejelas-jelasnya- aku yang tersiksa, sedangkan kamu? Menikmati permainan ini dan yaa.. Gotcha!!!! Kamu hampir memenangkan nya. Aku tahu, kamu tak akan pernah bisa menyadari semuanya. Dan kejelasannya; satu yang pasti, hati ini tidak akan pernah bisa lepas dari kamu— hingga saat ini.

Haa. Iya, hati ini milikmu. Selalu begitu; yang entah sampai kapan terus begitu. Aku masih selalu rela menanti disini, melihat tawamu, melihat senyummu, melihat genggam tanganmu; bersamanya, yang selalu kau sebut kebahagiaan. Aku turut berbahagia, wahai kamu. Ah, terlalu naif, bahkan munafik, aku..... aku terluka. Tak kah kau sadari itu?

Mungkin kau sudah menghilangkan segalanya tentang aku dalam benak mu. Aku yang pernah ada di pikiran mu, aku yang pernah membuat mu tertawa, aku yang pernah membuat mu tersenyum indah, dan hampir membuatku jatuh di pangkuanmu. Hey! Sebegitu mudah nya kah kau melupakan aku? Padahal nyatanya; aku disini merana dan apakah kau tahu disini aku 'gila'? Cinta mu terlalu kuat bagiku.

Ralat, cinta ku terlalu kuat untukmu.

Ah, berbicara tentang kamu memang tak akan pernah ada habisnya. Aku suka, karena dengan begini, aku selalu mengingatmu; walau kamu tidak. Menyedihkan, ya? Ah, tak apa. Aku sudah terbiasa. Bahkan, hal menyakitkan yang mana darimu yang tak ku nikmati? Segalanya manis, wahai. Terlalu manis. Walau semakin manis, semakin sakit pula goresan-goresan disini. Iya, goresan yang telah kamu ukir.

***

Seperti yang ku katakan, aku senang bercerita tentangmu. Hingga tak terasa sudah semalam ini. Ralat; sepagi ini. Dan kamu tetap disini, dalam pikiran dan hatiku. Selalu.

Entah kamu bisa membaca sedikit tulisan ini atau bahkan kamu pura pura tak bisa membaca? Menutup mata? Tak apa, yang penting ini untuk mu. Iya, untuk kamu; dariku yang selalu membanggakan mu.

Selamat pagi,

Hawa und Medan.

Senin, 07 Juli 2014

Maaf, Semoga Kau tahu Jalan Pulang

08.49 Posted by Unknown No comments

Karena cinta selalu tahu, kapan dan kemana ia harus pulang.

***

Nyatanya tak perlu menjadi seorang yang paling pintar untuk menyadari bahwa kau dan aku tak lagi sejalan. Nyatanya, memang tak perlu menjadi sempurna hanya untuk merelakan bahwa kamu telah pergi; merantau, ke lain hati.
Kepada semesta, hati ini berdusta. Berbicara sekenanya, semaunya. Karena lagi-lagi, nyatanya engkau selalu memenangkan setiap perdebatan dalam jiwaku; namamu. Harusnya, ku ucap jujur saja, bahwa hatiku -masih selalu- mengingat namamu. Namun lagi, egoku selalu menang untuk menyembunyikannya.

Entah, bagaimana bisa, kita, begini? Sudahkah? Sudahkah segalanya? Lalu bagaimana nanti, jika aku sendiri disini? Lalu bagaimana nanti, jika kini kamu sendiri yang pergi? Mengapa? Mengapa segalanya terasa begitu cepat?

Bukan masalah merelakan, karena nyatanya aku tak rela, melihat engkau yang kini menggenggam tangannya. Bukan lagi tanganku, bukan lagi cintaku, bukan lagi... aku. Lalu, aku bisa apa?

Apa semesta mendengar do‘aku? Apa semesta mendengar pintaku? Apa.... Apa semesta mendengar setiap kali ku memanggil namamu, duhai? Apa semesta menyampaikan itu padamu? Apa semesta memberitahumu tiap kali aku merindu? Atau.... Atau semesta menyembunyikan segalanya dan engkau tak pernah bahkan tak akan pernah tahu?

Sedetik lalu, lagi-lagi aku mengingatmu. Ya, lagi-lagi kamu. Dan selalu kamu, apa kamu tahu? Sehari lalu, aku merindumu. Selalu begitu. Seminggu yang lalu, bahagia itu berlalu, dan aku tak mampu. Harusnya aku mengerti, mengerti bahwa hari ini akan tiba, dan engkau memilihnya. Bukan, bukan aku, tapi dia. Apa aku tak cukup mampu membuat mu bahagia? Apa hanya dia? Apa hanya dia yang mampu? Hingga aku berlalu begitu saja, seperti angin.

Semesta mendengarku, mendengar sakitku, mendengar perihku. Hujan.

Hai kamu, mungkin sudah selayaknya, dan sudah seharusnya aku belajar; merelakan. Karena nyatanya engkau begitu, dan terlalu mencintanya. Seperti aku, begitu dan terlalu; mencintaimu. Pergilah, dengan segenggam harapan yang kau sebut kebahagiaan. Dan aku disini diam, dengan segenggam yang ku sebut kepahitan.

Boleh aku sedikit mengingatkan? Kau boleh pergi, dan nyatanya kau telah pergi. Dan cinta, kau akan selalu tahu jalan pulang. Bukan begitu? Semoga.

Maaf, maaf jika aku masih selalu mengharapkan. Maaf jika aku masih selalu menantikan. Maaf jika aku masih saja mencinta. Karena pemenang selalu satu, bukan? Dan itu, kamu, wahai.

Rabu, 02 Juli 2014

06.11 Posted by Unknown No comments

Jadi sebenernya ngga ngerti sama diri sendiri. Rasanya, memang sudah biasa saja, bahkan sudah terlalu hambar untuk mengatakan aku masih mencinta. Memang mungkin, masih ada secuil jiwa yang selalu merindukanmu; terkadang.

Sejujurnya mungkin hanya aku yang merindumu —masih. Mungkin memang hanya aku, yang ditempatkan pada sejatinya; hati yang selalu mencinta. Namun tenanglah, tak perlu engkau risau. Karena nyatanya, kamu sudah tak lagi perduli, bukan?

Ngga kok, aku ngga nyalahin kamu, karena mungkin sebelumnya aku harus berkaca pada diriku sendiri. Ya, namanya juga manusia biasa. Aku cuma mampu mencinta alakadarnya; yang amat jauh dari kata sempurna.

Jika saja kamu tahu, ada segores luka yang kamu tinggalkan. Tak apa, kau pun sudah tau, bukan? Bahwa sejak awal, jika aku memang sudah menyayangi, ya berjalan lah seperti itu, hingga aku menemukan titik ketidaksanggupanku lagi. Tapi nyatanya begini, Tuhan bahkan tak mengizinkan kamu untuk selalu disini. Ya it's okay. Kamu hanya seorang yang datang sebagai pelajaran, bukan? So, thankyou. For everything, dude.

By the way, kangen duduk sebelah lo!

Sabtu, 28 Juni 2014

Maaf

08.52 Posted by Unknown No comments

Nyatanya aku belum cukup pintar untuk memahi perasaanku sendiri, nyatanya aku bahkan tak cukup pintar untuk menerima kenyataan yang terjadi; bahwa kita tak sejalan lagi.

Aku yang terlalu bodoh? Atau kamu yang terlalu pintar? Nyatanya semesta memang masih selalu saja mengingatkan aku tentang kamu; kita. Dan aku masih, bahkan tak pernah mampu melewatkan ingatanku tentang kamu.

Maaf, aku masih mencintaimu. Maaf, aku belum mampu melupakanmu.
Maaf, aku masih selalu menempatkan kamu disini.
Maaf, aku masih saja merindukanmu.
Maaf, aku masih belum menerima jika nantinya ada dia yang menggantikanku.

With love,

Me, five.

Selasa, 03 Juni 2014

Hai

06.29 Posted by Unknown No comments

Ya. Apa yang aku pendam dan aku kubur dalam kembali mengusik malam yang gundah ini. Kamu, lagi-lagi; si pria dengan kacamata.

2 hari terakhir, aku selalu bertemu denganmu. Agak absurd memang. Kita; yang dulu selalu menghabiskan waktu sehari-hari bersama, kini hanya mampu saling memandang, tanpa ada sepatah kata pun mampu diucapkan; terlebih olehku. Bahkan hanya untuk sekedar saling melempar senyum pun, aku tak mampu.

Nyeri. Nyeri di ulu hati. Saat aku sadari kita tak sama lagi. Apakah kamu merasakan hal yang sama, wahai? Sama tersiksanya denganku, ataukah........ Ataukah mungkin kau telah dengan sengaja melupakan aku? Aku tau, keikhlasan adalah kunci utama untuk melepaskan. Atau bahkan, hingga saat ini aku masih belum mengikhlaskanmu, sayang?

Aku bahkan tak pernah sengaja melupakan engkau, hanya saja, sakit ini terlalu, dan perasaan ini pun mungkin terlalu. Hingga akhirnya melukai diriku sendiri. Aku tak pernah menyesal, hanya saja, aku masih belum mampu; belum mampu melupakanmu. Hanya saja, mengingat bagaimana dulu kita berpisah; tak tahukah engkau saat itu aku ingin memeluk erat dirimu? Tak tahukah engkau bahwa setelah aku membalikan badanku dan kau masih melihat punggungku, air mataku terjatuh? Bahkan, hingga kamu berputar balik pun, aku masih sempat melihatmu, memperhatikanmu, dan mencoba mengikhlaskan kepergianmu.

Aku tak akan pernah berusaha dengan keras untuk melupakanmu. Karena aku sadari, semakin aku mencoba melupakanmu, semakin ku rasa; aku tak mampu.

Ah, lagi-lagi aku ingat saat kamu berkata kurang lebih seperti ini, 'Nanti kalau kuliah tetep gini ya, kamu mau kan?', 'Kamu percaya sama aku nggak?', 'Aku percaya.', 'Yaudah kita jalanin aja.'
   Manis. Bahkan sangat manis. Ah:')

Hi, 2 hari lagi, fail. Selamat ya, selamat pergi. Mungkin kau telah melupakanku dengan atau tanpa disengaja. Sayangnya aku masih harus belajar. Maaf, maaf jika aku masih belum mampu menjadi wanita yang kuat, yang tak lemah; seperti yang kamu minta. Tapi ini aku. Bukan bermaksud menyalahkan takdir, bukan pula ingin menyalahkan waktu. Hanya saja, kenangan kenangan itu tetap bermain dalam ingatanku; hingga membuat rasaku semakin tak karuan. Mungkin dalam pikirmu sudah tak lagi ada aku, hanya sekali lagi; ini aku.

Ini hanya secuil yang selalu aku lakukan jika ingat kamu. Sorry.

Sabtu, 24 Mei 2014

Kamu yang Terbaik; Pada Masamu

20.16 Posted by Unknown No comments

   Kehilangan seseorang yang sangat dekat denganku memang menyakitkan. Namun, apalah daya bila ia yang menyalakan api, sudah berada pada tahap untuk mematikan api tersebut. Itu hak nya, wewenangnya. Karena tugasku hanyalah menjaga api itu untuk tetap berkobar sebelum akhirnya harus padam.

   Aku harap aku telah memberikan segala yang pantas untukmu; selama kita bersama. Hari lalu akan menjadi memori yang indah untuk dikenang walaupun perpisahan harus tetap ditelan. Kamu, dengan segala yang ada pada dirimu kini telah pergi, namun cintamu tetap disini, dalam ruang yang ku buat untukmu saat kita pertama bertemu. Kita terlalu sebentar disini. Ah! Nyatanya waktu dengan takdir berkata lain. Kamu pergi, dan kita tiada lagi. Aku sadar tak sepantasnya kita menyalahkan apapun, siapapun. Bahkan nyatanya memang tak ada satupun yang salah; diantara kita. Hanya saja Tuhan tak mengizinkan kau tetap disini bersamaku. Tenanglah, Ia selalu menyiapkan segala hal yang terbaik, untukmu, juga untukku.

   Aku tak patut untuk bersedih; begitupun kamu. Kita memulai dengan bahagia, maka semuanya harus berakhir bahagia —pula. Jikapun segalanya berhenti disini, kau akan mendapat seseorang yang terbaik untukmu, yang lebih baik dariku; begitupun aku.

   Aku mencintaimu, dan kamu telah memberikan segala yang terbaik yang harus kamu lakukan; selama kita bersama. Jangan sesali segalanya, karena kita ada, tertulis dalam catatan takdir. Kamu yang terbaik; pada masamu. Dan aku berharap aku adalah yang terbaik, pada masaku, untukmu.

   Aku akan kuat, karena kamu tak pernah mengajariku untuk menjadi seseorang yang lemah. Terimakasih untukmu, yang telah menjadikan ku seseorang yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.

   Terimakasih, kamu selalu ada untukku, memberikan ku semangat ketika aku terjatuh —dulu. Memberi ku kehidupan baru. Memberi ku kebahagiaan yang bahkan ku rasa aku masih membutuhkanmu. Namun, lagi, perpisahan ini harus terjadi.

   ‘Yang pergi akan tergantikan oleh seseorang yang lebih baik lagi. Aku akan disini, sampai saat nya nanti aku akan mengikuti langkahmu. Biarlah, aku tak ingin ada luka baru, akan ku obati segalanya sendiri agar luka-luka yang akan datang nanti, akan disembuhkan oleh orang terakhir yang akan menginjakkan kakinya di kehidupan ku; nanti’

   Terbanglah, doaku selalu dibelakangmu. Maafkan jika aku belum mampu menjadi yang terbaik untukmu. Aku akan mengikuti langkahmu untuk pergi. Namun, izinkan aku untuk selalu menyimpan kamu dalam sepenggal hati yang pada saatnya nanti akan ku tutup dan ku kenang sebagai cerita indah masa mudaku. ‘Tetaplah menjadi yang terbaik; untuk semua orang disekitarmu, termasuk yang akan datang nanti.‘ Aku, pergi, untukmu.

   ‘Maybe one day I'm replaced;
Maybe that day I'm a total mess;
Maybe that day I wish I could run back to you.
   And one day;
I hope to see you happy;
So, that day you'll realize;
The promises will be broken;
And feelings fade away‘

   ‘Fünf , thank you for hurting me, thank you for leaving me, thank you for lying to me, thank you for the memories, thank you for all the gifts, thank you for the hug, thank you for the sweet message, thank you for the fake promise you promise me, thank you for making me blush out in front of my friends, thank you for cuddle, thank you for the late night message, thank you for believing in me, thank you for making me feel like the luckiest girl in the world; even though its only for awhile, thank you for keeping my secrets, thank you for being my best friend, thank you for being there for me when I had tough nights, thank you for caring, thank you for making me cry, thank you for defending me when no one is, thank you for lending me your shoulders to cry on, thank you for making me laugh when all I can do is cry, thank you for all the adventures we spent together. But most of all, thank you for making me who I am today.’ —— someone.

  Goodbye love you flew right by love. — TK2013

Senin, 19 Mei 2014

We Were There!

01.50 Posted by Unknown No comments

Dan, perjalanan masa SMA berakhir disini, saat ini pula. Namun kenangannya akan tetap bersemayam disini, dalam ingatan setiap jiwa yang menikmatinya.

Hari ini, segala perjuangan berakhirlah sudah, segala kegundahan menanti hasil akhir —pun terbayar sudah. Kehidupan yang sesungguhnya menanti disana, dalam setiap asa nan cita yang menggebu dalam setiap raga yang berusaha.

Kita semua menang; Kau, dan aku. Dan kini saatnya tiba pada pertarungan hidup yang sebenarnya. Memasuki kehidupan yang dirasa memuakkan —namun, tidak bagi insan yang terus mengusahakan.

Kita selalu satu, dalam mencapai kemenangan. Kemenangan untuk kita —tentunya.

**

Ah! Akhirnya galaunya udah kebayar. Siapa yang se-angkatan sama aku? Alhamdulillah, lulus ya, walaupun nilaiku nggak memuaskan huh. Tapi, isoke aku rapopo kalo kata Mba Jupe hihi karena sekolahku, angkatanku, lulus 100%!! Bersyukur aja guys di luar sana masih banyak orang yang ga senasib sama kita, masih harus ngejar paket C. Duh.. masih perlu bertarung dengan runtutan soal yang bahkan aku juga udah lupa 3 tahun kemarin belajar apa sih, hehe yang ini jangan dicontoh!!

Seneng sih, seneng banget, akhirnya bisa lulus, ngga terikat lagi sama yang namanya belajar yang ngebosenin —untuk sekarang. Tapi nyatanya, kita masih perlu persiapan untuk SBMPTN. Lagi-lagi, soal, dan aku belum siap. Adakah yang merasakan hal ini —juga?

Sayangnya, aku sedih, mengingat aku bakal merindukan suasana kelas yang sudah menjadi keluarga besar sejak 2 tahun lalu. Mugkin semua ngerasain hal ini, gimana sedihnya kehilangan keluarga itu lebih sakit dari kehilangan pacar. Nyatanya begitu, kawan. Dan, aku bakalan ngerinduin masa-masa ini. Masa dimana masih awal masuk SMA jam setengah 6 aja udah di sekolah. Mau ngapain? Buka gerbang. Wkwk tapi kesininya pas bel baru nyampe sekolah, bahkan kadang udah ada guru baru nyampe sekolah. Merasakan? Ah kangen, bukan?

Terus nyampe sekolah ngapain? Tidur. Bad habbit aku selama kelas 3, dan aku sadar itu ga baik, makanya jangan ditiru ya. Hihi. Kayaknya cuma aku yang berani tidur saat pelajaran Fisika. Ini nekat. Sumpah. Haha.

Kangen suasana ribut di kelas, ngga? Kalo aku sih jelas, IYA. Kangen banget malah. Kangen pas ngantri rebutan nomor pas pelajaran matematika, kangen nyanyi bareng sekelas, kangen ada yang stand up comedy yaitu Rai yang gajauh beda dari 'tai' ini dia yang ngomong. Haha. Bercanda Rai, maaf. Kangen foto-foto yang awalnya berdua terus akhirnya ikutan semua. Emang anak jaman sekarang, liat kamera langsung selfie. Hihi. Tapi sumpah, kangen banget.

Iya, ini semua aku alami di sekolah ini, 23 —tercinta. Abaikan yang dicetak miring. Haha. Dan, semua bagian dari 23 itu keluarga aku. Keluarga baru.

Setiap kelas mungkin punya cerita masing-masing. Aku cuma mau ngajak bernostalgia aja sama kalian semua yang baca ini —emang ada yang baca?

XII IPA 2 23'14 —Toghether to Remember.

Mungkin banyak orang yang bilang, "Apasih istimewanya IPA 2?", "Naon sih IPA 2 rariweuh", Ah! Too mainstream, ye gak? Haha. Disadari atau ngga pasti itu terjadi sama semua kelas, selalu ada yang bilang, "Apasih IPA 1?", "Apasih IPA 3?", "Apasih IPA 4?", "Apasih IPA 5?", "Apasih IPA 6?", "Apasih IPS 1?", "Apasih IPS 2?", "Apasih IPS 3?"
Jawabannya yang pasti, itu semua kelas. Kelas dengan berjuta cerita yang tersimpan dalam memori orang-orang yang berada di dalamnya. Benar? Udah terlalu sering kalo ada yang bilang, "Apasih kelas kamu? Riweuh ga puguh, mending kelas aku blablabla", apalagi kalo sama pacar yang beda kelas pasti debat kayak gitu *cie.

Oke balik lagi, IPA 2 itu udah jadi bagian dari keluarga baru aku yang paling deket —yang lain mungkin merasakan dengan kelasnya masing-masing.
Banyak banget hal yang udah kita lewatin bareng; Bukber'12 di Selasih dengan tragedi yang tak terlupa, Toghether to Remember Part 1: Rancaupas!, Toghether to Remember Part 2: Djokdja!, Bukber'13 @Fia's, Happy Ied Adha 16 Oct @Firman's!, Happy New Year Global!, Hiking: Manglayang Mt. Toghether to Remember Part 3: Rancaupas Part 2! Dan masih banyak kegiatan kita laluin bareng. Huh, bakalan kangen. Pasti.

Oh iya, di 23 itu banyak kolam nya, jadi kalau ada yang ulang tahun tinggal berenang bareng ikan-ikan hihi. Siapa yang belum pernah mencicipi kolam depan musholla atau depan tempat wudhu? Wajib kudu coba! Recomended! Hihi. Kebiasaan kelas aku kalau ada yang ulang tahun pasti diceburin, banyak banget korbannya. Terus kalau udah diceburin, anak-anak yang lain langsung pada lari takut kena air kolam yang bau nya semriwing~~~~ Akhirnya? Kena marah Pa Tedi hihihi.

Terus mungkin juga ada yang ngalamin masa-masa pdkt, entah itu sekelas atau beda kelas, jadi penjaga sekolah karena berduaan di sekolah sampe sore sampe diusir malah. Atau mungkin masalah-masalah antara yang ini yang itu dan yang lainnya, atau bahkan masalah antar kelas hahaha udah kayak anak SD banget. Pokoknya, masa-masa SMA itu masa yang paling menyenangkan. Sekalipun didalamnya tak selalu ada cerita indah. Perjalanan ini adalah puncak tertinggi masa remaja kita. Syukurilah yang telah menikmatinya, karena tak semua orang bisa menikmati masa ini.

Udah gatau mau cerita apalagi, ngga bisa diungkapkan, mungkin semua cerita kalian masing-masing bakalan tersimpan dan jadi kenangan buat diri kalian masing-masing. Tetep kompak 23'14!!!

Sabtu, 17 Mei 2014

Kita Menang; Kau dan Aku

05.02 Posted by Unknown No comments

   Orang bilang cinta itu tak harus memiliki. Salah besar kataku. Kufikir cinta itu bukan keharusan yang dapat memaksa seseorang untuk tinggal bersamanya sebagai kesatuan dua raga yang berbeda. Kalau kita bisa mencintai seseorang dengan cara yang benar saja, pastilah akan damai pula hatinya. Karena cinta bukanlah wujud. Bukan pula sihir. Kita bisa memiliki cinta siapapun. Asal kita mau dan percaya. Ingat! Siapapun! Karena kataku jiwa yang indah akan mudah mengindahkan jiwa lain nya. Akan rela jika hanya disandingkan dengan cinta yang tak berwujud, bahkan sukar tersentuh. Tak peduli jika ia mengabaikanmu, toh memang jika kau cinta dan kalian saling berbalas. Akankah cukup hanya diungkapkan dengan kata-kata? Berfikirlah dengan pertimbangan hati yang pasti menerima. Jangan berkorban. Jangan melihat hanya sakitmu. Fikirkan sulitnya datang perasaan itu. Masa iya masih saja kita salahkan?
Lihatlah dari sudut kesempurnaan. Memang begitu kan seharusnya? Kesempurnaan.

Tapi ingat pula ini adalah caraku. Milyaran mungkin berkata lain.

     "Aku mencintaimu. Biarlah itu urusanku. Bagaimana kamu kepadaku. Biarlah itu urusanmu." -Pidi Baiq (Orang yang juga kaget telah menginspirasi orang yang menginspirasiku)
Dia bilang aku harus pindah/hijrah. I'll try. At least I try:)
——Wulan Windarti

**

Sabtu malam, 17 Mei 2014, 5:23 PM

   Tulisan diatas adalah tulisan seseorang yang sudah 3 tahun menjadi satu dari bagian 'teman terbaikku', ia dia yang menginspirasiku untuk membuat tulisan ini, teman sebangku masa sma lalu, teman berdebat masalah hati, terutama.

   Cinta itu ngga bisa dipaksakan, apalagi jika salah satunya berjuang untuk mempertahankan, dan yang satunya berjuang untuk melepaskan.

   Mungkin rasamu kini telah hilang, tak seperti dahulu yang selalu nyata disetiap perlakuan yang kamu berikan. Rasamu kini membayang terbang, mencari seseorang yang akan menggantikan ku, mungkin.

”Menahun sudah aku tahu, hari ini akan tiba. Tapi, bagaimana pernah ku jelaskan? Aku menyayangimu seperti aku menyayangi diriku sendiri. Bagaimana bisa kita ingin berpisah dengan diri sendiri?“  —— Peluk, Rectoverso.

   Iya, aku tahu hari ini akan tiba, hari saat dimana cinta kita tak lagi sama. Namun benar adanya, tak pernah mampu aku menjelaskan, karena aku tak pernah mempersiapkan diri untuk kepergianmu, dari sini.

   Rasaku dengan bayang mu bergelayut memecah memori ingatan. Pagi tadi, aku melewati jalanan yang biasa ku lewati dengan mu, ia berbisik, ”Kau dengannya pernah melewatiku setiap hari, dulu“, lirih. Air mataku pun jatuh perlahan, ya, aku tak pernah kuasa membendung ingatan tentangmu, karena kamu, satu dari bagian terpenting dalam hidupku.

   Aku harap aku dapat memberikan segala yang pantas untukmu, demi segala rasa yang ku punya, dan demi kasihmu dulu. Kamu memberiku  segalanya, segala sesuatu yang harus kamu berikan. Namun, nyatanya kini mengapa kamu tetap melangkah pergi, hilang tenggelam pada kenyataan yang mengiris pikiran? Layaknya ilusi. Kamu sudah terbiasa memberi warna dalam hidupku, bagaimana dahulu kita melangkah bersama. Tapi mungkin, kini itu semua hanya masa lalu. Bisakah kita bertahan? Katakan, apakah aku layak memperjuangkanmu?

   Kamu begitu sempurna, kita juga. Saling mencintai, membangun kebersamaan dan melukis indahnya pelangi pada masa lalu dan hariku.

   Aku memang lemah dalam melepas seseorang, terlebih kamu, yang dulu menjanjikan keindahan, menjanjikan kesempurnaan kasih yang kita jalin. Kamu, satu-satunya yang mampu menutup luka masalalu, dan kini membuka celah baru yang lebih menyayat hati.
Sekali lagi, tak pernah ku sesali itu. Karena aku pernah bahagia denganmu. Dan kebahagiaan itu cukup untuk membuatku menyimpan rasa ini untukmu. —Jika nanti kau ingin kembali.

   Aku merindukan pelukan hangatmu, canda tawamu, dan segala kebersamaan kita.

   Anganku mungkin kini akan pergi, seiring kepergian dirimu yang meninggalkan bayangan semu untukku, disini. Aku berterimakasih kepadamu, karena kamu telah menjadi salah satu inspirasi terbesarku. Kamu mengajarkanku tentang siapa aku yang sebenarnya, juga semua yang ada di sekitar kita. Sekali lagi, tak ingin aku sesali kebersamaan kita, bahkan hingga akhir nanti tiba, perpisahan.

   Terdengar pahit, nan pilu. Satu kata yang menyesakan otak, menutup rongga hidungku, dan membuat ku merasa terbunuh seketika. Iya, perpisahan dengan mu mungkin akan terjadi, cepat atau lambat. Dan saat ini pula, harus kusadari, aku harus siap akan kepergianmu. Kepergian segala kenangan manis yang belum dan -akan- kita jalani, kepergian kisah cinta indah penutup masa sma.

   Aku akan berjalan menyesuaikan langkahmu, hingga saatnya nanti aku akan menggenggam tanganmu—jika Tuhan mengizinkan lagi. Namun, lagi, mungkinkah?

   Untuk mu yang telah mengisi kekosongan jiwaku, sekali lagi, aku tak pernah menyesal akan semua ini. Karena sesal tiada berguna lagi. Namun nyatanya, aku —pun- tak ingin membohongi diri sendiri, bahwa aku masih menginginkan kehadiranmu disini, cukupkah untuk alasanku tak munafik? Karena nyatanya, engkau terlalu sebentar menginjakkan kaki pada kehidupanku.

   Untukmu yang selalu menemani —dulu-, aku masih disini, memeluk erat rasa yang kupunya, selama aku masih mampu, akan ku jaga, untukmu. Hingga saat nanti kau kembali, dan aku akan memberikan segala ini padamu.

   Mengingat janji manis dahulu memang menyakitkan, bahkan berubah menjadi pahit. Namun aku yakin, segalanya akan membuat kita dewasa. Perpisahan, waktu dan kenangan, akan tetap bergelut disana. Untuk mendewasakan.

   Sekali lagi, untuk kamu yang memberiku kebahagiaan —lalu, aku menyayangimu, dengan segenap hatiku. Terimakasih telah menjadikan ku sesosok perempuan yang lebih kuat —lagi.

    ”Bahkan jika ini semua berakhir; Aku tak pernah merasa kalah, karena aku telah menang atas diriku sendiri untuk berjuang mempertahankanmu, orang yang ku sayangi.“

p.s. ditulis saat aku menanti kejelasan semua ini

Wahai, sudahkah engkau mencicipi kopi hitam di meja makanmu? Sesekali minumlah kopi hitam itu untuk merasakan pilu dan pahit nya menjadi aku. Namun, lagi, engkau lebih suka meminum teh manis hangat yang kau buat sendiri. yang bahkan kau pernah memintaku untuk membuatkannya untukmu, sayangnya hingga saat ini aku belum pernah membuatkan itu untukmu, maafkan aku. Juga soup yang kau minta belum sempat aku buatkan, mungkin suatu saat nanti engkau akan mencicipi nya dari seseorang yang engkau cintai, anggaplah itu dariku, karena aku akan selalu mencintaimu dan kamu akan selalu menjadi bagian penting dalam perubahan dan kehidupanku. Yours.

Kamis, 15 Mei 2014

No Title

06.57 Posted by Unknown No comments

Karena sekeping ingatanku adalah kamu. Dan karena itu, aku mencintaimu.

Senyuman adalah tempat persembunyian luka yang terbaik. Iya, kamuflase. Kamuflase dari sakit yang terpendam, dan tertahan, hanya untuk mempertahankan yang bahkan ia sendiri tak tahu, layak kah untuk diperjuangkan? Bahkan jika nyatanya berjuang sendirian?

Orang bilang, bahagia itu sederhana. Sederhana di sebelah mana? Bisa tolong jelaskan? Karena nyatanya, yang ia rasa, bahagia tak sesederhana itu, bahkan hingga mengorbankan perasaannya sendiri, apa itu sederhana? Ia bahagia, sangat bahagia melihat orang yang ia sayangi bahagia, namun tepat di ulu hatinya ia merasa nyeri, melihat kenyataan bahwa bukan ia, yang membuatnya bahagia. Sesederhana itu kah bahagia?

Tinggalkan yang menyianyiakan, jaga yang mempertahankan.

Dan, pada kenyataannya, meninggalkan tak semudah membalikan telapak tangan. Rasa sakit yang akan selalu membekas dalam ingatan, ya, sakit akan kehilangan. Siapa yang mau kehilangan? Karena nyatanya ia menyayanginya seperti ia menyayangi dirinya sendiri, apakah ia harus kehilangan -dirinya-?
Juga, mempertahankan tak semudah melangkahkan kaki. Apa artinya jika mempertahankan sendirian? Apa artinya jika ia yang dipertahankan pun justru siap untuk melepaskan.

Hubungan itu milik aku dan kamu, milik kita, bukan hanya milikmu, atau hanya milikku.

Mengapa harus membohongi perasaanmu sendiri? Jika ada hal apapun yang menghalangi, katakanlah. Karena tak semua orang tahu apa kesalahannya. Ia bahkan butuh bimbingannya untuk tahu apa kesalahannya. Untuk memperbaiki apa kekurangannya. Sulitkah? Sulitkah untuk berkata? Agar pada akhirnya tak ada kesalahpahaman. Antara kita, berdua. Ini milik kita, bukan? Terlalu mementingkan egois masing-masing itu membawa petaka. Karena pada akhirnya tak ada lagi rasa percaya, antara kita.

Everybody's changing. You either.

Nyatanya, setiap orang itu berubah. Dan aku tak pernah tersadar akan hal itu, hingga saat nya tiba, dan aku tak siap, bahkan tak pernah siap jika pada kenyatannya kamu berubah. Apakah aku terlalu asing untuk mu hingga saat ini? Apa artinya ucapan lalu? Saat kamu dan aku masih sama. Kini aku merasa ada sesuatu yang menghalangi. Wahai, ucapkanlah dengan sejujurnya. Karena berjuang tak sebercanda ini. Karena mempertahankan tak sebercanda ini -pula-.

Jika kita masih percaya, mengapa begini adanya? Saat kau merasa segalanya baik-baik saja, dan aku tidak.

p.s. ditulis saat matahari menampakkan sinarnya.

Selasa, 13 Mei 2014

08.41 Posted by Unknown No comments

Dulu..
Iya, dulu. Ngga inget?

Ngga inget waktu dari pagi sampe siang sampe malem sampe paginya lagi kita chat? Apa lupa? Atau emang cuma sekedar kasian sama aku? Miris, yaa:')

Kamu ngga inget waktu kamu bilang, "Aku kangen kamu, Haw"?
Ngga inget dulu kamu bilang, "Kamu terlalu muter-muter di masa lalu."
Dan, yang paling bikin ingatan dan hati sakit itu, saat kamu bilang, "I'll fix ur broken heart"

Cinta emang indah di awalnya. Aja.

Kamis, 08 Mei 2014

Hi..

07.19 Posted by Unknown No comments
Kangen orang ini... Iya, aku sayang kamu..

Senin, 05 Mei 2014

18.32 Posted by Unknown No comments

Bahkan, yang sudah bertahan lama pun, ada kusutnya. Dan, mereka mampu melewatinya. Masa kita nggak? Aku sayang kamu, as always.

Sabtu, 03 Mei 2014

Happy Five, Dik!

08.45 Posted by Unknown No comments

Selamat tanggal 5, yang ke-3. Ngga nyangka bisa sama kamu terus, Dik. Makasih untuk 3 bulannya. Banyak banget yang aku pelajari selama ini.

Masih ngga nyangka, dan juga masih rindu masa-masa pdkt *yaelah* serasa baru kemarin aku kenal kamu, serasa baru kemarin kita awal chat, serasa baru kemarin nontonin kamu futsal, serasa baru kemarin kamu bilang 'jangan nontonin aku futsal, kalo aku futsal kamu kemana kek' yah... semua nya serasa baru kemarin. Waktu cepet banget ya. Aku masih inget pernah ditegur sama Umi, 'Duh, Haw, lagi jalan simpen dulu kali hp nya. Chat wae.' Iya, kamu. Dan nyatanya cuma kamu yang bisa bikin aku kayak gitu. Lupa segala hal. Cuma kamu, iya, kamu.
Entah tulisan ini lebay atau gimana, tapi emang nyatanya begitu. Aku masih inget dulu kamu pernah bilang, 'Aku liat kamu cuma berputar-putar di masa lalu.'
Dan, kamu bisa bikin aku lepas dari 'masa lalu' itu. Seperti yang pernah aku tulis, 'Karena setiap detiknya selalu berharga, untukku.' Iya, sama kamu.

Aku belajar banyak banget hal baru dari kamu. Tentang hidup, tentang 'kasih sayang', tentang..... kamu. Maaf kalau aku suka bikin kamu bad mood seketika, maaf kalau aku suka bikin kamu kesel, aku ngga ada maksud buat bikin kamu kayak gitu kok, itu naluriah. Maaf kalau aku egois, maaf kalau aku kadang ngga ngertiin kamu. Maafin aku.

Banyak banget hal yang udah dilalui selama ini, nangisnya, senengnya, ketawanya, bad moodnya, keselnya, bosen nya, diemnya, bahagianya, sedihnya, berantemnya, dan segala macam yang udah pernah terjadi. Aku masih inget, kamu pernah bilang, 'Aku mah pas kamu marah juga seneng.' Entahlah, kalau ngga ketemu kamu rasanya sesek, banget. Gatau kenapa. Jangan pernah berubah, walaupun suatu saat waktu yang akan merubah. Still with me, Dik. Till the end of time which we can't fight for each others. But, I wish we're still together cause I wanna spend my time with you, forever.
I love you, as always.

Dear Andika,
I have learned about love by loving you. Everytime I always think of you, and I don't know why. You're the one and still the one for me, till now. I can't describe how much I love you, and I think I shouldn't, 'cause it can't describe by words, but you can feel it, by ur heart. I'm so sorry if sometimes what I do can hurt you or ur heart. You know, I didn't want it happened. Yeaa, don't ever leave me, cause I don't wanna lose you. Thank you for loving me and make me feel so special. I love you so much, Dik! Happy five!

With love,
Yours

Rabu, 30 April 2014

04.32 Posted by Unknown No comments

Ngga selamanya setiap orang itu jadi apa yang kamu mau.

Iya, emang. Ngga selamanya. Mereka bukan robot, yang bisa ngikutin perintah kita.

Minggu, 27 April 2014

15.47 Posted by Unknown No comments

Nothing. Sama kayak kemarin. Oh God, what should I do?

02.53 Posted by Unknown No comments

Hai, aku ngga pernah ngerasain yang kayak gini setelah tahun lalu, dan... Kamu bikin aku ngerasain lagi hal yang aku takutin..

Iya, aku takut kehilangan kamu.. Emang sih kedengerannya lebay, tapi ya itu kenyataannya..
Maafin aku, maafiiiiiiiiin:'(

Sabtu, 26 April 2014

No title

22.27 Posted by Unknown No comments

Nggak tau harus ngapain. Kangen? Iya. Pasti. Kamu bukan seseorang yang asing semenjak tahun baru lalu. Kesel? Of course! Tapi aku juga ngga mau ngeduluin rasa kesel aku, ngga mau kalo akhirnya malah harus dapet 'something' yang lebih dari ini. Sedih? Iya. Banget. Apa kita berubah? Apa ada yang disembunyiin? Tell me! Galau? Bukan galau, tapi capek, capek nangis. Ada apa dengan bulan ini? Apa harus se sakit ini? Apa? Baru segini? Iya emang baru segini tapi ya kalo kangen harus gimana? Ngga mau ngeduluin, takut ganggu. Tapi aku ngga terbiasa tanpa kamu, sampai saat ini.
Aku harus gimana, buddy?

06.02 Posted by Unknown No comments

Jangan nyiksa aku kayak gini, please

05.54 Posted by Unknown No comments

Aku salah apa?

Kamis, 17 April 2014

Aku Rindu

05.03 Posted by Unknown No comments

Aku rindu,
memandang wajahmu dengan lekat
Mencari kesejukan dalam bola kecil,
matamu

Aku rindu,
bercengkrama dengan makhluk Tuhan
Yang melengkapi keutuhan,
hatiku

Namaku dan namamu, tertulis dalam khatulistiwa
Dalam langkah menuju dewasa
Dalam langkah menuju masa
Kita, satu tuju

Aku rindu,
saat kita menulis angan bersama
Tentang masa yang akan datang,
berdua

Wahai,
Kita lalui bersama
Masa yang akan tiba

Tetaplah disini,
disampingku

Hingga dewasa tiba
Rindu ini terbalas sudah
Jika kau dan aku bersama
Selalu bersama, seperti saat lalu,
Saat saat sebelumnya

Hingga dewasa tiba,
Rindu ini kan sirna
Jika kita tetap bersama
Menanti anak dan cucu,
Hidup dalam dunia fana

Rabu, 16 April 2014

06.21 Posted by Unknown No comments

Merasa di khianati, dan terkhianati, apa aku pernah berkhianat kepadamu, wahai?

Rabu, 02 April 2014

Love Never Fail (Prolog)

01.32 Posted by Unknown No comments

Lelaki itu mengambil kunci mobil nya dan berjalan menuju garasi. Dinyalakannya mobil itu lalu ia pun pergi, entah hendak kemana.

Ia membuka sebuah benda bergambar lukisan dirinya, lalu mengambil sebuah kaset. Lantunan suara khas milik Jason Mraz pun terputar dengan sangat jelas. Ia melirik ke sebelahnya, bayangan perempuan itu lalu muncul, membuyarkan konsentrasinya. Ia menatap nanar, dan menyadari, ia merindukannya, merindukan gadis itu, gadis yang pernah menjadi bagian dari dalam dirinya.

Tempat kaset beserta isinya pun selalu mengingatkannya tentang gadis itu, "Ini buat kamu. Selamat ulang tahun ya."
"Apa ini?" Dahinya mengerut, heran. "Buka saja." Ucap gadis itu sambil tersenyum. "Aku buka ya." Ucapnya. Kemudian gadis itu mengangguk pelan. Dibukanya sebuah kotak yang berisi kado ulang tahunnya. Dan ia melihat sebuah tempat kaset penuh dengan isinya, "Maaf aku cuma bisa ngasih koleksi kaset. Aku tau kamu seneng dengerin lagu. Dan dengan kado ini, aku harap kamu bakal selalu inget aku. Semoga kamu suka ya." Matanya berbinar, ah, gadis ini memang sangat tau apa yang disukainya, dan memang ia sangat senang mendengarkan musik, dan juga bernyanyi.

Ingatannya kembali melayang pada saat ia masih memliki gadis itu, gadis yang selalu menemaninya kemanapun ia pergi. Ia masih ingat bagaimana ekspresi gadis itu ketika marah, maka ia akan terdiam dan memajukan bibirnya lalu menekuk wajahnya. Sangat lucu. Ia pun masih ingat saat gadis itu tertidur manis di sebelahnya. Ia masih sangat mengingat bahkan akan selalu ingat ketika mereka bernyanyi bersama, disini, dalam sebuah mobil, miliknya.

Tanpa terasa, senyum lelaki ini mengembang, namun kemudian ia menyadari, itu hanyalah kenangan. Kenangan manis yang sebaiknya ia simpan dalam-dalam.

Sabtu, 29 Maret 2014

Fnugbk

07.20 Posted by Unknown No comments

Dan gadis ini bahkan tidak mengenali siapa dia yang sebenarnya.

Selasa, 25 Maret 2014

03.44 Posted by Unknown No comments

I'm sorry.

Sabtu, 15 Maret 2014

03.20 Posted by Unknown No comments

Jika mentari tak kan pernah ada, aku rela senja tak ada ujungnya. Langit jingga nan merona, menggoda penglihatan untuk selalu melihatnya, disini, di tepi pantai. Angin berhembus kencang, mencipta kedamaian yang begitu tentram. Lagi-lagi, ingatan ku melayang pada kesemuan janji. Janji yang diucap hanya sebuah rayuan, sebuah angan, yang tak akan engkau kabulkan.

Selasa, 11 Februari 2014

03.50 Posted by Unknown No comments

Ngga tau apa yang aku rasain sekarang. Kesel, pingin marah, pingin nangis, tapi ya gak bisa ngapa-ngapain. Mau nangis ngga bisa. Jadinya, segalanya ketahan di dalem. Busuk.

Mungkin, emang aku yang terlalu kayak anak kecil, terlalu sensitif, ga bisa bedain mana bercanda mana serius. Tapi, ngga tau deh. Ngga ngerti. Iya, aku kayak anak kecil, iya aku egois, iya aku tau ko. Tapi ya emang ini aku, mau digimanain lagi? Udah dasarnya kayak gini.

Maaf, maaf kalau emang bikin kamu kesel hari ini. Hari ini, emang bad feel banget. Makasih ya! Aku sayang kamu!:')

Jumat, 31 Januari 2014

18.03 Posted by Unknown No comments

Hai! Gatau nih mau nulis apaan disini... Bingung. Huhu
Oh iya, kemaren ada yang nanya
X : 'Haw udah jadian?'

Soooo disini gue mau jawab yaa, ehem *batuk* wakakak... Gue belum jadian kok sama dia, masih dalam zona apa yaa... entahlah wkwk
Jangan cepet-cepetlaah, woles aja, yang penting itu kan kita tau hati kita itu buat siapa, dan, my heart is yours:-)

Gue seneng kalo lagi sama dia. He make me feel so special, dia bisa menghargai gue, asik di ajak weird, asik di ajak menikmati 'awkward moment', apa lagi yaaa... banyak deh pokoknya.. Dia bisa bikin gue nyaman selagi sama dia. Pokoknya, gue merasa jadi diri sendiri aja selama bareng sama dia, dan dia juga ngga nuntut gue buat jadi orang lain.. Hahahaha

Oh iya, kamu kalo lagi kangen, dengerin lagu 1234 aja ya! Wakakakak simple sih, tapi lagu itu lagu yg aku bgt ketika sama kamu!
You make it easy~~~~

Kamis, 30 Januari 2014

04.46 Posted by Unknown No comments

Daily report : lagi nyaman—nyamannya, mau fokus UN tapi kok ya sulit:(

Rabu, 22 Januari 2014

A Little Conversation

04.57 Posted by Unknown No comments

X : Haw
H : Ya?
X : Gimana tahun baru kamu?
H : Aduh kemana aja, udah bulukan
X : Serius
H : Nothing. Segalanya sama aja
X : Hal yang dilakuin di detik pertama 1 Januari?
H : 00.01?
X : Yaaa
H : Nangis. Bareng Nidia
X : Loh kok bisa nangis sih?
H : Ya karena aku sedih
X : Kenapa?
H : Gara gara 1 kalimat
X : Gimana kejadian nya?
H : Jadi, aku ngeliatin teks ke Nidia, isinya ”Sebelum kita sejauh mentari, kita pernah sedekat nadi“
Dan seketika, kita terjebak suasana. Berasa segalanya di tahun bahkan detik yang lalu berputar di otak. Saling liat, terus pelukan, nangis deh sambil liat kembang api.
X : Terus?
H : Alhasil mata aku sama dia merah banget hehe
X : Jangan galau aja
H : Ngga ko

Selasa, 21 Januari 2014

A Note

03.48 Posted by Unknown No comments

I'm sorry for having this feelings for you. I don‘t know what happen to me and my self since I know you. I may be keep loving him, but then I realize I have some feelings for you. Maybe it‘s not too late to burn my feels out. Because I don‘t want to hoping that something could happen to us.

I don‘t want to have this feelings for you. Surely. But, I don‘t know what happen to me. You always be there to cheer me up. I find something that can comfort me in you, even though I find out that I can‘t be with you, maybe.

I don‘t want to change you and I want to go from your life. But, there‘s a something I lose when you‘re not here. I‘m sorry.

Senin, 20 Januari 2014

A Little Conversation

03.17 Posted by Unknown No comments

Y : Gimana perasaan kamu sekarang?
H : Ngga tau, bingung
Y : Ada cowo baru selain yang kemarin?
H : Kayaknya ada, tapi ngga tau juga sih, masih sayang sama yang dulu
Y : Yang mana?
H : Yang itu, yang terakhir jadian
Y : Anak kelas atas? Kalo seandainya dia udah ngga ada rasa lagi sama kamu, gimana?
H : Iya. Ya nggak apa-apa, aku terbiasa mencintai dan menyayangi sepihak, hehe
Y : Kalo di ajak balikan?
H : Nggak tau juga, masih bingung antara orang yang lama sama yang baru
Y : Ngga bisa yakin sama perasaan sendiri?
H : Bukan ngga bisa, tapi belum. Aku ngga tau, orang yang baru serius apa ngga
Y : Kalo semisalnya kamu tau nih, orang yang baru ngga serius terus yang terakhir pacaran kemarin ngajak balikan mau ga?
H : Ngga tau juga, takut ngulangin hal yang sama. Terluka dan saling melukai untuk yang kesekian kalinya, kecuali kalo ada komitmen bersama, aku bakal jawab iya.
Y : Masih sayang banget ya sama dia?
H : Sayang sekadarnya sama mantan. Masih sayang, tapi perasaannya di tekan biar ngga berharap lebih.
Y : Masih suka chat?
H : Chat sekadarnya.
Y : Suka kangen sama dia?
H : Iya
Y : Kalau kangen biasanya ngapain?
H : Diem aja, nunggu line berharap ada chat dari dia. Tapi kadang ga pernah sesuai dengan  apa yang di harapkan, hehe
Y : Terus suka ngestalk tl mantan ga kalo lagi kangen?
H : Kadang-kadang, takutnya ngeliat hal yang bikin down kalau ngestalk, hehe
Y : Kalau sama orang yang baru gimana, Haw?
H : Mungkin mulai ngerasa nyaman, tapi aku masih takut untuk ngebuka hati buat dia, masih trauma.
Y : Trauma kenapa?
H : Takut ngebosenin dia, takut ngga bisa ngapa-ngapain kalo lagi sama dia, takut diem terus kalo lagi bareng, karena aku butuh adaptasi yang lumayan lama. Takutnya ketika aku lagi berusaha buat adaptasi, eh di tinggal lagi, hehe.
Y : Oh gitu. Kalau semisal yang baru serius sama kamu, terus dia nembak kamu, mau di terima?
H : Aduh! Kok ya mikir jauh gini hehe
Y : Jawab, Haw!
H : Kalau dia bisa yakinin aku, kalau dia bisa bikin aku makin nyaman dan lupa sama mantan, kalau dia bisa bikin aku jadi sosok perempuan yang lebih baik, kalau dia bisa ngebantu aku buat adaptasi, kalau dia nerima aku apa adanya, Insya Allah, aku terima.
Y : Mulai sayang sama dia deh kayaknya
H : Iya kali. Sesuatu yang ada di depan, ngga pernah ada yang tahu.
Y : Kamu sayang sama orang yang baru tuh haw
H : Lagi dalam proses kayaknya. Aku nyaman sih sama dia, terus udah ngerasa kalo ngga di kabarin greget pengen ngegreet tapi takut ganggu dia, atau ngga gelisah gimana gitu.
Y : Haw, kalau dua-dua nya serius sama kamu, kamu mau pilih yang mana?
H : Aku bakal milih dia yang bener-bener merjuangin aku, simple.
Y : Kalau dua-duanya berusaha keras buat dapetin kamu?
H : Selalu ada sang juara
Y : Kamu nanti bakalan nyakitin salah satu nya dong?
H : He'll find someone better than me
Y : Kalau ternyata dia ngga terima?
H : Berarti dia ngga tulus merjuangin aku nya, simple bukan?
Y : Iya sih. Siapa orang barunya?
H : Adalah, anak kelas atas.
Y : Kamu tau ga perasaan dia sama kamu?
H : Maka dari itu, aku ngga tau perasaan dia yang jelas kayak gimana hehe
Y : Kalau ternyata dia biasa aja?
H : Ngga apa-apa, aku bersyukur masih di kasih kesempatan buat suka sama cowo, hehe
Y : Oh iya, kalau sama yang di kelas gimana?
H : Udah nyaman sama situasi kayak gini, lagian dia udah punya yang baru kan?
Y : Iya. Perasaan kamu tau dia ada yang baru gimana?
H : Sempet shock sih, tapi cuma pas itu doang. Aku udah nyamperin mereka ko, bilang selamat dan semoga langgeng
Y : Sakit hati ga pas bilang itu?
H : Biasa aja sih.
Y : Seriusan? Dulu kan merjuangin dia banget-banget.
H : Iya, serius. Perasaan aku udah biasa aja. Lebih lepas. Toh aku udah ngga nemuin sesuatu yang bikin aku nyaman lagi di dia. Sudah merasa seperti teman pada umumnya
Y : Aku tau kamu terluka.
H : Sudah biasa.
Y : Ada pesan buat mantan yang masih di sayang itu ga?
H : Eum... Apa ya...
Y : Jawab aja
H : Nothing. Aku sayang sama kamu.
Y : Kalau pesan buat orang baru?
H : Hai, kamu. Terimakasih udah bantu aku move on. Dan masalahnya sekarang, kayaknya aku mulai suka dan move on ke.... Kamu! Aku ngga tau perasaan kamu sama aku tuh kayak gimana, yaa nggak apa-apalah kalau kamu biasa aja, hehe. Dan aku juga ngga tau kenapa bisa kayak gini, semuanya tiba-tiba. Eh ko jadi curhat gini
Y : Gapapa, Haw. Oh iya, jadi inget, gimana sama adik kelas yang ngeceng mantan kamu itu?
H : Wakakak. Kenapa harus ngomongin ini?
Y : Gapapa, pingin tau aja.
H : Ya gitu, aku sih berasa ngga ada masalah aja, lagian terserah sih kalo mau jadian sama mantan aku juga, ngga apa-apa <//3 haha
Y : Seriusan nih? Nanti sakit hati loooh
H : Sakit hati denger orang yang di sayang jadian sama orang lain mah wajar kali.. Tapi kasian si cewe, ngebet banget kayaknya. Aduh anak jaman sekarang.
Y : Yaudah atuh, semoga kita ketemu di hari berikutnya ya Haw.
H : Iya

Selasa, 14 Januari 2014

Sebuah Penyesalan

19.44 Posted by Unknown No comments

Di kala malam sunyi tanpa cahaya mentari
Masihkah engkau akan berada disini?
Menemani di sudut kursi,
bersama rembulan di atas langit malam

Hatiku meronta meminta kesejukan darimu, wahai jiwaku

Bukan sebuah benang kusut yang tak pernah tau bagaimana menjadi lurus, kembali.
Ia mati, terhunus pati.
Lagi, sunyi sendiri, di malam nanti.

Dirimu, dengan tatapan sayu,
menghampiri sebuah bayangan semu, di ujung senja.

Aku tersadar, aku merindukanmu saat bayanganmu menghantui bagai candu, saat aku tersadar, akan segala kesalahanku.
Melepasmu, begitu saja, hingga akhirnya aku merasakan hampa, lagi.

Segalanya memang manis, semanis kamu, wahai cinta
Namun, keegoisan merengkuh hati dan jiwaku, untuk selalu melepasmu,
Kini aku tersadar, aku menyayangimu, dengan segala kelemahanku

Maukah kamu melengkapi semua ini, wahai jiwaku?

02.39 Posted by Unknown No comments

Report : Januari, lagi sibuk sama diri masing-masing. Katanya sih, fokus UN. Bismillah!

Jumat, 10 Januari 2014

03.12 Posted by Unknown No comments

Kadang, suka ngerasa kesel sama everyone yang udah tau sesuatu yang kalo aku lihat aslinya aku bakalan sakit, tapi malah nyembunyiin itu semua dari aku. Kenapa? Jaga perasaan? Kalau ngomong dari awal juga mungkin sekarang aku udah lupa sama hal yang bakalan bikin aku sakit itu. Kenapa? Gak usah ngerasa kasian sama diri aku deh. Aku ngga butuh rasa kasian dari kamu, wahai yang duduk dibelakangku. Percuma. Karena aku ngga mau dikasihani, sama kamu.

Kadang, suka ngerasa kesel sama siapapun yang bilang aku harus kuat. Setiap orang punya titik lemah, don't you know that, guys? Dan sekarang, aku lagi ada di zona lemah. Ketika kalian ngerasain kesedihan aku, dan nyuruh aku buat berhenti bersedih, itu, fatal. Aku tau itu semua buat kebaikan aku. Aku tau kalian sayang sama aku, tapi emang kalo seseorang berada di zona lemah, biarkanlah. Karena lambat laun pikiran nya pun akan terbuka. Karena kalau zona lemah tuh, dia butuh motivasi, tapi ketika dia nunjukin kelemahannya, salah satunya dengan menangis, ya itu sih wajar ya. Toh, balik lagi, setiap orang punya kelemahannya masing-masing.

Kadang, suka ngerasa kesel sama yang judulnya sahabat tapi pada akhirnya dateng pas butuh kita doang. Fuck! Giliran pas kita nya ada masalah, taunya tiis aja seakan ngga mau tau. Tapi seenggaknya hargain orang yang pingin curhat dong, itu pun kalo emang sendirinya, curhatannya mau di denger sama orang lain.

Maaf kalau tulisan ini nyinggung siapapun, atau ada yang tersinggung. Ya ini cuma unek-unek aja sih. Lagi pingin jadi orang yang blak-blakan. Heartbreak changes people, bro.

Kamis, 09 Januari 2014

What Happen with You, Haw?

04.13 Posted by Unknown No comments

What happen with u, Haw?“

Makanan pagi ini tuh ya pertanyaan itu. Ngga tau kenapa orang-orang nanya kayak gitu. Is something wrong with me?

Tapi, emang nyadar sih dari kemarin udah bad feel banget engga tau juga kenapa, bawaannya pengen sendiri terus, gabisa fokus, pengen nya ngelamun aja, bawaannya segala apapun juga ya gini, sunyi sendiri, dan.... Hampa. Dan emang dari mulai kemarin, perasaan aku selalu ngerasa kalau aku sendiri, dan parahnya, di keramaian. Oh God! What happen with me?

Tadi pagi, mulai minta maaf sama Hana, karena kemarin aku nyuekin dia, nyadar sih dia nyapa aku, tapi emang gatau kenapa, aku malah jalan gitu aja. Bodoh. Maaf ya, Han.

Belum lagi, pas istirahat, Bule aka Septian, nanya ‘Hawa ko diem aja? Kan biasanya maceuh. Kenapa atuh hawa teh?‘ Dan dia nanya itu tuh, ga cuma sekali. Oh my God!

Dan.... Finally, Aku tahu apa jawabannya. Nuhun ah. Untuk segalanya.

Senin, 06 Januari 2014

03.10 Posted by Unknown No comments

Aku kini tersadar akan satu hal, saat aku duduk di belakang jok motor mu lagi, setelah sekian lama, merindukanmu. Haha. Aneh, memang rasanya. Kali ini aku merasa biasa saja, tak se-excited dulu, ngga tau kenapa, rasanya......... terlalu hambar, mas. Sejak dulu aku memanggil lelaki yang ku sayang itu ‘mas’, termasuk kamu, salah satunya, yang tahun lalu ‘sempat’ menjadi bagian dari hidupku. Entahlah mengapa, tapi rasanya memang aku lebih senang memanggil sang ‘terkasih’ dengan panggilan itu, serasa lebih sopan, haha. Oh iya, back to the topic, aku ngga tau kenapa aku ngerasa kayak gini. Apa aku sudah mampu melupakanmu? Apa aku sudah tak ada perasaan seperti dulu kepadamu? Bahkan aku sendiri pun, tak tahu, jawabannya. Mungkin, memang belum saatnya terjawab.

Lalu, pikiran ku melayang pada kesemuan bayangan masa lalu. Segalanya memang manis, semanis kamu. Ini, rayuan yang terlalu hambar. Hahaha. Oh, iya, aku bersyukur jika rasaku bisa hilang kepadamu. Dan entahlah, aku merasa nyaman seperti ini, seperti kamu yang dengan mudahnya merasa seperti ini, seperti teman, pada umumnya. Aku rasa, memang tak ada yang salah dengan perubahan status kita, karena di awal pertemuan pun kita sebagai teman, bukan?

Kalau soal perasaan, kita memang tak pernah tau. Bukankah masa depan itu tak pernah ada yang tahu? Barang hanya sedetik kedepan pun, itu masa depan, tak ada yang tahu, layaknya misteri. Dan aku pun hanya berharap, semoga perasaan ini tetap bisa seperti ini, teman. Aku memang tipikal orang yang mudah mencintai namun sulit untuk melupakan. Namun, pada saat ini, aku dituntun Tuhan untuk menerima segalanya. Hidup itu harus melihat kedepan, agar segalanya bisa lebih baik. Soal masa depan, mugkin saja kita akan dipertemukan di sebuah pelaminan, bukan? Kalaupun tidak, Allah selalu menyiapkan seseorang yang lebih baik. Kamu, dengan seseorang yang lebih baik dariku. Dan, aku, dengan seseorang yang lebih baik pula, dari kamu. Jodoh memang tak ada yang tahu, kan?

January, 06th 2014,
Siti Nur Hawa.

Kamis, 02 Januari 2014

I don't know what should i do

18.04 Posted by Unknown No comments

Hari ini aku belajar banyak hal, belajar bagaimana menahan rasa sakit ini, disini. Ia telah terluka dalam, namun ia selalu bertahan. Entahlah mengapa. Mungkin aku bodoh, sangat bodoh untuk mengharapkan segalanya kembali. Karena detik lalu aku tau kebenaran bahwa ia memang telah pergi, membuang rasa sayangnya yang dulu milikku.

Tuhan, jika ia memang jodohku, maka dekatkanlah aku dengannya. Namun, jika ia memang bukan jodohku, bantulah aku untuk segera melupakannya. Bantulah aku untuk menghapuskan perasaan ini padanya. Bantulah aku untuk meyakinkan perasaan ku bahwa ia telah berlalu.

Tuhan, aku tak ingin bagian dari diriku ini selalu terluka. Bukankah aku berhak bahagia, Tuhan? Bukankah hatiku layak sembuh? Aku mohon, bantulah aku. Aku tak ingin terus terjebak dalam suasana yang selalu menyakitkan untukku. Aku tak ingin hatiku merasakan luka terus menerus.

Rabu, 01 Januari 2014

2013

03.14 Posted by Unknown No comments

Yeay! Finally 2013 is over now! Huh. So many things yang aku laluin dari tahun ini, mulai dari galau, seneng, kecewa, sedih, bahagia, terharu yaa semuanya dey.
Oke gue cuma mau flashback aja kejadian-kejadian yang gue laluin, tapi lupa-lupa inget sih, so here we go!!

Januari : Bulan bulannya deket lagi sama doi, main tod, pengakuan di kelas, aib kebongkar whoaaa banyak banget! ToD di kelas sampe gue nangis ya Allah tapi itu bahagia, terharu!

Februari : Huaaa ceritanya sih semenjak ToD jadi agak merenggang lagi sama doi. Tapi pas tanggal 14 Februari, yang katanya hari Valentine *halaah* doi manggil manggil dari belakang
"Sit.. Siti!"
"Apasiii?"
"Liat sini"
"Apa?"
"Aku punya ini *coklat* nih buat kamu"
"Tapi aku lagi puasa gimana dong?"
"Ah kamu mah"
Taunya si coklat itu diambil sama temen sebangkunya! Ow! that's cute, right?:') huaaa I miss u so.

Maret : Disini. Di bulan ini. Jaman - jaman nya osn kalo nggak salah. Yay! Mulai smsan lg sama doi, dia suka ngasih perhatian gitu deh. Whooa seneng banget, sumpah!

April : 13 April 2013. Kejadian Rancaupas, bullying, pelangi, D'bagindas, jaket, omg!

Mei : Semua nya berjalan lancar, mulai mikir-mikir nyiapin surprise buat doi whoff!

Juni : :') Banyak banget memori yang sampai hari ini, emang ngga bisa di lupain. 16 Juni 2013, bus, pantai, kue pertama, sweet seventeen. Pokoknya banyak deh, ngga sanggup buat nyeritain semuanya, takut nangis:')

Juli : Selamat satu bulan hey kamu! Mas tatib, lagi sibuk-sibuknya.

Agustus : Trauma TSB, and I've lost him, there.

September : Masih selalu ngeliat kebelakang, intinya, aku masih sayang kamu!

Oktober : Selamat 17th Hawa! Dapet kado special dari Dismi, Kartika, Sharah, Nidia, dan Ilham. Mulai deket sama seseorang yang baru, ceritanya sih......... Mau move on.

November : Selamat! Galau ga ketulungan gara-gara bingung harus tetep mertahanin yang lama atau jalanin sama yang baru, dan..... I've choosed you, 18!

Desember : Kejadian 11-12-13 yeay! Speechless, melting, whoaa campur aduk:')
”Even if I fall in love again with someone new, it can never be the way I loved you.“ Hey yang dulu! Aku masih cinta, masih selalu sayang kamu, 16! And it's so hard to forget you, dearest:') Hey, kamu, masih inget panggilan 'dearest'?
Sakit sesakit sakitnya sakit ketika orang yang dulu pernah deket sama kita pernah ada hubungan sama kita tapi kemudian bertingkah seperti seseorang yang tak pernah saling mencintai. Hei 16, u should read this

”Sebelum kita sejauh mentari, kita pernah sedekat nadi “

Itu mungkin secuil kisah 2013 yang mungkin selalu gue inget. Huft, maaf yang gak kesebut, yang jelas gue sayang kalian. Makasih udah bikin hidup gue berwarna di tahun 2013, terutama 16! Thankyou.