Bahkan, jika aku tak mampu berucap, apa hatimu mampu membaca gelagatku?

Kamis, 15 Mei 2014

No Title

06.57 Posted by Unknown No comments

Karena sekeping ingatanku adalah kamu. Dan karena itu, aku mencintaimu.

Senyuman adalah tempat persembunyian luka yang terbaik. Iya, kamuflase. Kamuflase dari sakit yang terpendam, dan tertahan, hanya untuk mempertahankan yang bahkan ia sendiri tak tahu, layak kah untuk diperjuangkan? Bahkan jika nyatanya berjuang sendirian?

Orang bilang, bahagia itu sederhana. Sederhana di sebelah mana? Bisa tolong jelaskan? Karena nyatanya, yang ia rasa, bahagia tak sesederhana itu, bahkan hingga mengorbankan perasaannya sendiri, apa itu sederhana? Ia bahagia, sangat bahagia melihat orang yang ia sayangi bahagia, namun tepat di ulu hatinya ia merasa nyeri, melihat kenyataan bahwa bukan ia, yang membuatnya bahagia. Sesederhana itu kah bahagia?

Tinggalkan yang menyianyiakan, jaga yang mempertahankan.

Dan, pada kenyataannya, meninggalkan tak semudah membalikan telapak tangan. Rasa sakit yang akan selalu membekas dalam ingatan, ya, sakit akan kehilangan. Siapa yang mau kehilangan? Karena nyatanya ia menyayanginya seperti ia menyayangi dirinya sendiri, apakah ia harus kehilangan -dirinya-?
Juga, mempertahankan tak semudah melangkahkan kaki. Apa artinya jika mempertahankan sendirian? Apa artinya jika ia yang dipertahankan pun justru siap untuk melepaskan.

Hubungan itu milik aku dan kamu, milik kita, bukan hanya milikmu, atau hanya milikku.

Mengapa harus membohongi perasaanmu sendiri? Jika ada hal apapun yang menghalangi, katakanlah. Karena tak semua orang tahu apa kesalahannya. Ia bahkan butuh bimbingannya untuk tahu apa kesalahannya. Untuk memperbaiki apa kekurangannya. Sulitkah? Sulitkah untuk berkata? Agar pada akhirnya tak ada kesalahpahaman. Antara kita, berdua. Ini milik kita, bukan? Terlalu mementingkan egois masing-masing itu membawa petaka. Karena pada akhirnya tak ada lagi rasa percaya, antara kita.

Everybody's changing. You either.

Nyatanya, setiap orang itu berubah. Dan aku tak pernah tersadar akan hal itu, hingga saat nya tiba, dan aku tak siap, bahkan tak pernah siap jika pada kenyatannya kamu berubah. Apakah aku terlalu asing untuk mu hingga saat ini? Apa artinya ucapan lalu? Saat kamu dan aku masih sama. Kini aku merasa ada sesuatu yang menghalangi. Wahai, ucapkanlah dengan sejujurnya. Karena berjuang tak sebercanda ini. Karena mempertahankan tak sebercanda ini -pula-.

Jika kita masih percaya, mengapa begini adanya? Saat kau merasa segalanya baik-baik saja, dan aku tidak.

p.s. ditulis saat matahari menampakkan sinarnya.

0 komentar:

Posting Komentar