Bahkan, jika aku tak mampu berucap, apa hatimu mampu membaca gelagatku?

Minggu, 24 Februari 2013

Hhhhh

21.54 Posted by Unknown No comments

Yaks.. Apa yang kamu lakukan saat ini?
Masihkah kamu akan menunggui orang yang telah bahagia disana?
Masihkah kamu akan bertahan ditengah sakitnya ditinggalkan?
Masihkah kamu akan menahan sakitnya memendam?

Sudahlah, kamu harus kuat menahan semuanya.
Lepaskanlah dia, bukankah memang seharusnya kamu membiarkan dia bahagia dengan orang yang telah dipilihnya?
Dan seharusnya kamu sadar, dia tidak pernah memilih kamu.
Kamu tidak pernah ada dalam hidupnya, tidak pernah ada dalam fikirannya.
Kamu mau apalagi? Meminta dia memberikan jawaban atas harapannya dulu?
Percuma! Semuanya tidak akan pernah lagi berarti.
Semuanya tidak akan pernah lagi kembali seperti semula.
Semuanya........ Telah berakhir, antara kamu dan dia.
Bukan! Bukan berakhir dari sebuah hubungan yang telah terkait!
Memang dari awal kamu tak pernah menjadi miliknya, bukan?

Kamu, terluka. Sedangkan dia? Berbahagia disana.
Apa pernah dia memikirkan kamu?
Apa pernah dia menanyakan kamu ketika kamu bersedih seperti saat ini?
Dia tahu kamu terluka tetapi dia tak pernah mencoba mengobati lukamu pedahal dia tahu luka itu diakibatkan oleh dirinya sendiri!
Bukan kamu menjelek - jelekkan dia, karena memang ini yang sebenarnya, bukan?
Lalu, sekarang kamu mau berbuat apa?
Menghentikan perjuangan kamu dalam meyayangi dia?
Ya! Memang mungkin itu yang harus kamu lakukan!
Membiarkan lukamu mengering sedikit demi sedikit.
Ya, walaupun tanpa dia.



Dulu, dia pernah meminta maaf.
Meminta maaf atas semua yang sudah dia lakukan kepadamu.
Apa dia pernah berfikir bahwa memaafkan tak pernah terasa mudah, apalagi memaafkan luka yang telah mendalam?
Sadarlah dari mimpi indahmu, sayang.
Dia terlalu sulit untuk kamu temui.
Jikapun kamu menemuinya, kamu tak akan pernah mampu memilikinya, memiliki bintangmu itu.
Belajarlah dari semua ini.
Kamu dengannya dipertemukan tuhan hanya untuk saling mengenal, bukan untuk saling memiliki.
Percayalah, cinta akan indah pada waktunya, walau kamu tak akan pernah bersamanya.
Banyak kebahagiaan lain yang akan kamu temui, walau tanpa bersama dia.






Oleh : Siti Nur Hawa; Ketika seseorang menyadarkannya untuk berhenti berkorban.

Tentang Apa dan Jawabnya

05.00 Posted by Unknown No comments

Apa itu suka?
Apa itu sayang?
Apa itu...... Cinta?
Apa itu bahagia?
Apa itu luka?
Apa itu...... Derita?

Ini yang namanya suka?
Ketika aku senang melihat dan memandangnya?
Ini yang namanya sayang?
Ketika bahagianya adalah yang selalu ku perjuangkan?
Ini yang namanya..... Cinta?
Ketika dia mengajari aku bagaimana sebenarnya bahagia, luka dan derita?

Lalu, bagaimana itu perjuangan?
Bagaimana itu pengorbanan?
Apakah yang mereka lakukan ketika mereka jatuh hati adalah sama seperti yang kamu lakukan saat ini?
Beginikah rasanya cinta?
Menggebu ketika bertemu, lalu bergetar ketika tahu dia tak akan pernah mampu menjadi milikmu?
Lalu, apa yang kamu tunggu ketika kamu tahu yang kamu lakukan jelas merugikan dirimu sendiri?
Apa? Kamu bilang ini pengorbanan?
Bodoh! Kamu berkorban untuk apa ha? Untuk cinta?
Melukai hatimu sendiri ketika dia pergi dan meninggalkanmu dengan sejuta harapan indah?
Bukankah dia sudah dengan jelas melanggar janjinya sendiri?
Lalu, mengapa kamu masih saja menunggui orang yang jelas-jelas tak pernah memperdulikan kamu?
Tak pernah kah kamu tahu ada orang lain yang ternyata sama lukanya dengan kamu? Terluka karena kamu?

Cinta... Mengapa Tuhan menciptakan cinta?
Mengapa kamu mencintai dia?
Mengapa dia tak bisa mencintai kamu?

Orang bilang cinta itu indah,
Dimana letak keindahan cinta untukku?
Mengapa yang kurasa selalu luka dan luka?
Mengapa akhirnya harus selalu aku yang berkorban demi cinta?
Mengapa harus selalu aku, aku dan aku yang menahan derita?
Mengapa harus selalu aku yang menekan setiap luka?
Mengapa.... Mengapa kamu harus memilih dia?
Mengapa aku merasa perlu menunggu kamu sedangkan kamu tak pernah sedikitpun mengingat aku?!

Kamu; luka dan bahagiaku.
Merangkulku dalam setiap untaian kebahagiaan dan luka yang mendalam.
Memberi aku semangat untuk berjuang, walau sebenarnya aku telah lelah berlari mengejar kamu.
Menguatkanku dari segala sakit yang kini telah menjadi karibku.
Ini cintaku, tentang pengorbananku, tentang seluruh luka dan bahagiaku. Ini semua.... Tentang kamu.



Oleh : Siti Nur Hawa; Ketika aku sulit membedakan mana cinta dan pengorbanan.

Jumat, 22 Februari 2013

Ngga usah dibaca. Ngga penting juga~

21.45 Posted by Unknown No comments

Kamu tau ngga aku suka sama kamu dari kapan?
Sebenernya aku juga lupa sih..... Haha. Yang jelas semenjak kita kenalan dulu, inget ngga? Terus kita deket dan ketemu pas kpmp matematika dulu..... Ngga inget jelasnya kapan, cuman aku inget yah kurang lebih 1tahun yang lalu... Terus aku keluar kpmp, eh tapi kita ketemu lagi pas paskib ya.... Haha jodoh!! *fix abaikan*
Tapi aku keluar -lagilagi- dari paskib haha. Terus inget ngga kamu waktu minta ketimang aku? Masih kamu jaga? Hoho.......
Selang berapa bulan, kita agak deket ya...... Inget ngga waktu aku sms minta diajarin matematik? Terusterus.......... Kamu dateng ke kelas waktu pulang sekolah bareng 3sekawan kamu jemput *ceileh jemput.....* wkwk ngga ngejemput deng cuman ngajak belajarnya di perpus...
Kamu tau ngga waktu kamu ngajarin aku dulu, itu aku belajarnya sambil tangan dingin loh pfft...
Terusterus.... Inget ngga waktu kamu mukul pake pensil sambil ketawa terus aku cemberut *aseeek* you know? Itu moment yang sangat sangat romantis... Oke lebay skip aja deh.. Hehe
Terus lagi... Semenjak kita kenal kalo ketemu pasti ngga lupa "assalammu'alaikum" sambil senyum...... Emang sih ke orang lain juga gitu.. Tapitapi.. Aku seneng banget HAHA.
Tau ngga pas hp kamu meninggal(?) kangennya aku ke kamu tuh bgtbgtbgt yaampun:")
Lagi ya.... Inget ngga waktu hp kamu udah normal terus kita sering smsan lagi? Dari pagi sampe malem... Inget?
Pasti kamu selalu ngingetin aku buat sholat.... Duh pangeran impian:") Terus inget ngga waktu kamu nyuruh makan pas aku sakit dulu? Harusnya kamu tau, cukup smsan sama kamu aja udah bikin aku sembuh... Ngga perlu obat... Cuma perlu kamu *eaaaa....
Terus pas masih hari itu juga.... Inget waktu kita main ToD? Inget waktu itu? Ngga perlu aku bilang deh ya.... Pasti kamu masih inget kok, aku yakin:-)
Terus inget ngga waktu kamu ulang tahun, dan aku baru kasih kamu kado 2minggu setelahnya karena kepotong libur? Dan.... Inget ngga waktu kamu nyuruh adik kelas buat nyari aku dan ngambil kado dari aku? Inget ngga?!?!!!!!!
Terus inget ngga waktu kamu sms ------------------- ke aku dan akhirnya kita sama - sama tau kejujuran tentang perasaan kita? Inget ngga?
Sampe situ aku seneng loh. Seneng bgt, seenggaknya ada harapan buat kedepannya.....
Tapi ternyata...... Air mataku ternyata jatuh juga *eaak nyanyi*
Kamu tau ngga waktu kamu sama yang lain? Tau ngga gimana reaksi aku ketika bangun dari tidur terus dapet kenyataan yang mengenaskan? Sadar ngga hari itu aku diem terus? Sadar ngga kalo kamu udah bikin mati satu sel perasaku? Sadar ngga mata aku agak bengkak pas hari itu? Ngga kan? Oh iya aku baru tau, kamu emang mungkin sebenernya engga peduli kali yak sama aku... HAHAHA
Tapi anehnya, walaupun kamu udah bikin aku kayak gini, kenapa aku masih aja ngarepin kamu? Kenapa aku ngga bisa ngelupain kamu? Kamu sayang kan sama aku? Tolong kasih kepastian, kalo emang akhirnya sama lagi, aku bakal siap, untuk kesekian kalinya bertahan.... Buat kamu! Hehe
Ciee aku curhat cieeee.... Hahaha udah ah gila nih lama-lama...
Oke sampai bertemu di lain waktu, readers... *kek yang punya readers aja ye duh gue so' so'an bgt yampun yaallah maapkan hambamu yang kece ini yaAllah :"")))) wkwk papaaaaay!!!! Lafffyu<3



Terinspirasi dari status fb tanggal 25 Juli 2012 lalu yang isinya ♥cengos

Untukmu, Bahagia dan Lukaku.

02.43 Posted by Unknown No comments

Luka. Lagi - lagi ini tentang luka.
Hatiku memang lebih peka.
Lebih merasa daripada kamu.

Kamu dan perempuan itu,
Bahagia bersama, tanpa memperdulikan orang yang tengah terluka.
Aku dan kamu, begitu dan sangat dekat.
Dulu, bukankah kita merangkai cerita?
Cerita yang ku fikir akan berakhir bahagia tapi ternyata penuh luka, untukku tentunya.
Kamu memberiku sayap,
Tapi, mengapa tak pernah terbang bersama ku?
Mengapa kamu -pula- yang mematahkan sayap itu?
Jadi, apa maksud dari semuanya?
Bukankah seharusnya kita bahagia bersama?
Lalu, kenapa kamu menganggap aku salah satunya ketika aku telah benar-benar menganggap kamu satu-satunya?
Aku tak ingin kamu terluka,
Apapun caranya, aku ingin membuat kamu bahagia.
Membiarkan kamu pergi berdua, bersama dia yang menyayangimu.
Membiarkan kamu bahagia bersama dia, yang menyayangimu.
Walaupun disini aku -juga- menyayangi kamu,
Walaupun disini aku harus terluka,
Walaupun disini aku harus membunuh semua sel perasaku.
Mengapa aku begitu?
Aku pun tak tahu.

Lalu ketika kamu kembali, mengapa meyakinkan ku lagi?
Mengapa mau berjalan bersamaku, sedangkan perempuan itu menangis tersedu?
Mengapa mau menemaniku, sedangkan kamu tahu aku masih dan selalu berharap padamu?
Mengapa? Mengapa?!
Aku ingin bahagia bersamamu,
Namun aku tak ingin bahagiaku menjadi luka untuk siapa saja yang melihatnya.
Aku tahu, dia tak pernah berfikir seperti aku ketika dia bersamamu.

Kamu, luka dan -sekaligus- bahagiaku.
Aku tak akan mengganggu kamu selagi bersamanya.
Aku akan membiarkan kamu, meski lagi-lagi aku harus terluka.
Meski pada akhirnya aku harus mati rasa.
Meski akhirnya kita tak akan pernah bersama.
Meski pada akhirnya, aku harus mati karena kamu membunuh semua perasaanku.
Tak apa, aku akan bertahan.
Karena bagiku, bahagiamu adalah nomor satu.

Untukmu, penjahit hatiku.

Bertahan... Tentang Sebuah Perumpamaan.

02.12 Posted by Unknown No comments

Apa kamu mengerti bagaimana rasanya ketika cinta yang kamu tunggu ternyata tak pernah kunjung datang? Lalu, apa artinya harapan yang kau layangkan jika kau tak pernah mempertahankan aku sebagai satu-satunya? Bukankah dari awal kamu sudah berjanji tak akan pernah meninggalkan ku? Apakah terlalu mudah untukmu jatuh cinta, hingga akhirnya kamu meninggalkan cerita ini?

Tak pernah kah kamu lihat bagaimana terpuruknya gadis itu ketika kamu dengan teganya menyakiti perasaan yang telah tumbuh tinggi di hatinya itu? Pernahkah kau berfikir kebahagianmu itu hanya milik kamu berdua dengannya? Dimana otakmu? Dimana akal sehatmu? Bukankah seharusnya lelaki itu menjaga pilihan pertamanya? Bukankah seharusnya kita berdua saling menjaga perasaan satu sama lain agar bahagia bersama-sama, mengukir kisah indah masa SMA hingga ujung usia nanti?

"Aku ingin menjadi kamu, yang bisa tersenyum bahagia. Namun, aku tak pernah mau kebahagiaan itu menjadi derita, bagi siapa saja yang melihatnya. Apakah kamu berfikir dunia hanya milikmu berdua saja, ketika kamu berjalan mengapit lengan kekasihmu di depanku? Apa kamu tak pernah merasakan betapa hancurnya perasaanku, Dit? Hanya saja, aku tak pernah mengerti mengapa hingga sekarang aku masih saja bertahan menyayangi dan menunggu kamu"
"Jika kamu memang benar-benar menyayangiku, dan kamu yakin akan perasaanmu padaku, kamu pasti tak akan pernah berhenti menungguku, bukan? Tetaplah bertahan menyayangiku, Lyssa"

Tentang Rasa

02.07 Posted by Unknown No comments

Perasaan itu adalah ketika bagaimana hati menjelaskan.
Perasaan itu adalah tentang bagaimana hati menerangkan.
Perasan itu adalah tentang apa yang kamu inginnkan, dan harapkan.... Mungkin.

Perasaan itu adalah tentang bagaimana aku menahan.
Perasaan itu adalah tentang bagaimana aku melawan.
Perasaan itu adalah tentang bagaimana aku memendam.
Perasaan itu adalah tentang bagaimana aku menyimpan.

Kamu. Orang yang pernah membuat aku menaruh perasaan -dulu-,
Mengapa kembali lagi?
Mengapa membuat aku harus kembali menahan perasaan ini?
Mengapa membuat aku merasakan hal ini -lagi- ?

Bukankah seharusnya aku mematikan perasaan ini?
Tapi, mengapa kamu kembali dengan membawa pupuk untuk menumbuhkan perasaanku padamu -lagi- ?
Bukankah kamu sudah punya dia?
Lalu mengapa mengajakku bermain - main?

Aku bahagia, tentu.
Aku senang, jelas.
Tapi aku lebih merasakan kesakitan ketika sadar kamu telah bersama dia.
Aku bisa apa? Membunuh perasaanku lagi kah?
Mematikan setiap sel perasaku?
Lalu akhirnya hatiku tak pernah lekas sembuh, tak pernah kering dari basahnya luka.

Aku ingin bersamamu.
Jauh didalam relung hatiku aku ingin kamu.
Aku ingin kita merajut helaian benang cinta bersama.
Tapi apa? Apa yang bisa kita lakukan?

Aku tahu perasaan kita sama.
Sama-sama ingin bahagia, berdua.
Ini bukan salah kita, salah aku ataupun kamu.
Bukan salah Tuhan, juga bukan salah takdir.
Ini hanya tentang waktu yang tak pernah mempertemukan kita ketika kita sendiri.
Mungkin hari ini bukan saatnya,
Biarkan waktu berjalan apa adanya,
Beriringan sesuai dengan apa yang dia (waktu) inginkan.
Aku yakin, cinta tidak akan berjalan salah.
Jika pun iya, maka biarkan kita belajar dari apa yang sebenarnya tidak harus kita dapatkan.
Karena aku tahu, cinta akan pulang tepat waktu.
Akan ada saat nanti aku dan kamu menjadi kita.
Semoga.

Oleh : Siti Nur Hawa; Ketika luka dan bahagia tak bisa lagi dibedakan.

Rabu, 20 Februari 2013

Kamu. Tentang Cinta yang Diharapkan.

12.56 Posted by Unknown No comments

Kala malam gelap tiba,
Kau datang menjemput bahagia,
Kita tertawa bersama,
Menikmati setiap malam indah berdua,
Walau jarak membentang, tak pernah kamu hiraukan.
Walau hanya dalam untaian kata, bukankah itu membuat kita sama-sama tahu tentang sesuatu yang kita harapkan -dulu- ?
Aku masih seperti yang dulu, mungkinkah kamu juga?

Kini, malam ini,
Dimanakah kamu, pujaan hatiku?
Mengapa tak pernah lagi memberiku jawaban?
Mengapa kamu seakan menghilang di telan bulan?
Apa karena ucapanku itu?
Bukankah aku benar?
Tapi, mengapa kamu berubah semenjak aku ucapkan kata itu?
Jangan membuat aku bertanya dalam kegelisahan.
Jangan membuat lagi luka yang lebih dalam dari ini.
Tidakkah cukup untukmu melihat aku seperti ini?
Sejujurnya aku tersiksa.
Tersiksa karena keadaan tak pernah mengizinkanku untuk bersamamu.
Lalu apa kamu akan membayar habis atas semua luka yang kamu torehkan di relung hati ini?
Ya, ataukah tidak?
Aku menunggu jawabmu disini.

Sampai saat ini, aku masih menggenggam harapan.
Yang -mungkin- semakin menipis.
Tapi, bukankah kamu datang meyakinkanku -lagi- ?
Lalu, mengapa sekarang pergi lagi?
Aku mencintai kamu, tapi kamu memilih dia.
Aku bertahan, diam tanpa kata.
Boleh aku menggenggam harapanku?
Menunggu kamu membuat nyata semua harapan mu dulu.
Bolehkah?





Oleh : Siti Nur Hawa; Kala malam menyembunyikan kamu, dan bahagiaku.

Sabtu, 16 Februari 2013

Sebuah Cerita Klise, Tentang Cinta yang Tak Pernah Usai

05.53 Posted by Unknown No comments

Hai kamu, pujaan hatiku.
Tahukah kamu aku sangat menyayangimu?
Tahukan kamu betapa aku mengaharapmu?
Tahukah kamu betapa aku mencintamu?

Aku, berdiri disini,
Menunggumu, Menantikan kamu.
Tak pernahkah kamu tahu bahwa perasaan ku masih seperti yang dulu?
Masih sama seperti satu tahun lalu kita bertemu.
Sampai saat ini, sampai detik ini, aku masih mencintaimu.
Kamu, hanya kamu.
Tak pernah ada yang lain.

Apa kamu masih mengingat setiap saat bersamaku?
Saat ketika kamu datang ke kelasku dan kita belajar bersama di sudut perpustakaan dulu?
Aku masih mengingat semuanya, semua tentang kita.

Lalu apakah kamu masih menyimpan perasaan itu?
Seperti aku yang masih membungkus rapi semua rasa cinta dan kasih sayang ku untukmu.
Tidakkah ini adalah sebuah pengorbanan?
Sebuah pengorbanan ketika aku bersikeras menunggumu,
Membuang semua kebahagiaanku hanya untuk melihat kamu bahagia,
Membunuh semua perasaan lelaki lain yang menghampiriku.
Tidakkah kamu lihat pengorbananku?

Mengapa aku tak pernah bisa berhenti mencintaimu?
Mengapa Tuhan seakan tak pernah memberi ku izin untuk menyayangi laki-laki lain yang lebih mampu menjaga hatinya untukku?
Mengapa aku tak pernah bisa membuang jauh perasaanku?
Mengapa Tuhan hanya memilihkan kamu untukku?
Mengapa aku tak pernah punya pilihan ke dua?

Mungkin, ini hanya secercah pengorbanan cinta.
Bukan tentang cinta yang sesungguhnya,
Bukan pula tentang obsesi yang menggunung tinggi.
Ini hanya tentang sebuah ketulusan yang membara.
Tentang kobaran api yang tak pernah padam.
Tentang sebuah perasaan yang tak ada ujungnya.

Kau tahu?
Ketika kamu meninggalkanku, dengan semua harapan ditanganku,
Aku terduduk lesu,
Hatiku bertanya, menangis sejadi-jadinya.
Apa aku pernah berbuat salah padamu hingga kamu menyakiti aku?
Apa aku pernah melukai kamu hingga kamu dengan tanpa perasaan melukai hatiku?
Menggoreskan ujung pisau tajam itu di tengah-tengah hati yang telah kau lukai.
Apa kamu tak pernah mencintaiku?
Lalu, apa artinya semua harapan itu jika memang kau tak pernah menyayangiku?

Gadis itu bertahan,
Menunggu lelaki yang sampai saat ini ia sayangi.
Ia rela berkorban apa saja untuk laki-laki itu.
Ia rela menyakiti dirinya hanya untuk laki-laki itu.
Meski akhirnya ia harus dilukai -lagi-,
Meski ia harus.... Melukai bahkan membunuh perasaannya sendiri.
Sebutlah itu, pengorbananku.

Oleh : Siti Nur Hawa; kala malam mengingatkan aku tentang luka itu.

Kamis, 14 Februari 2013

Ketika Hujan

03.33 Posted by Unknown No comments

Hujan itu mengingatkan aku,
Tentang sebuah peristiwa klise,
Diantara aku, dan kamu.

Aku suka hujan,
Karena dengan itu, aku bisa mengingat setiap waktu ketika aku bersamamu,
Karena bersama hujan aku dapat mengenang cerita kita,
Karena hujan, selalu membuat aku merasa tak pernah sendiri,
Ya, ia selalu menangis bersamaku,
Menemani setiap tetesan yang turun deras dari mata kecilku.

Gadis itu terduduk lemah,
Seketika wajahnya pun memucat pasi,
Bagai mayat hidup yang telah terbungkus kafan,
Diam, bisu, kaku, tak mampu berbuat apa- apa.
Tangisannya pun sedikit demi sedikit memecah,
Diiringi hujan yang kian lama kian deras,
Ya, sederas tangisannya.

Kejadian itu, selalu terputar cepat di dalam otaknya.
Ya, ketika hujan.
Semuanya seakan terpecahkan,
Namun, mengapa perasaannya tak pernah bisa pecah untuk lelaki yang sudah melukai hatinya?
Mengapa semuanya seakan sulit untuk terlupakan saat harapan yang membumbung tinggi itu kian hari kian terkikis?
Mengapa...... gadis kecil itu tak pernah mampu untuk beranjak dari perasaan yang sesungguhnya harus ia buang? Mengapa?

Ketika hujan,
Aku senang bertanya kepadanya,
Aku senang berdua bersamanya,
Menangis, mengeluarkan seluruh emosi yang terpendam dihati.

Kepada hujan, tetaplah disini,
Temani aku untuk selalu mengingatnya, walau akhirnya aku harus melukai perasaan ku sendiri.

Oleh : Siti Nur Hawa, Ketika hujan menemani derasnya air mataku.

Selasa, 12 Februari 2013

Ketika Ia Kembali (Tentang Cinta yang Kini Tiba)

03.33 Posted by Unknown No comments

Kamu,
Mengapa selalu menari-nari dalam otakku?
Mengapa selalu terbayang dalam fikiran ku?
Mengapa aku..... Selalu teringat kepadamu?

Ini hanya sebuah cerita,
Tentang aku yang tergila-gila,
Karena kamu yang dulu, kini telah berubah.
Kamu, mampu membuat aku melupakan -dia-.

Boleh aku menyukaimu?
Mengikuti setiap gerak - gerikmu?
Menyayangi setiap nada yang mengalun indah dari petikan gitarmu?
Mencintai kamu, ketampananmu.

Kamu, bagaikan pahatan sempurna sang maha pencipta,
Bagaikan sosok sempurna yang sengaja Tuhan turunkan untukku,
Mungkinkah?

Aku, senang ketika aku melihat mu -lagi-
Setelah bertahun - tahun lamanya kita tak bertemu,
Maka, inikah perubahanmu?
Inikah sosokmu yang sebenarnya?

Aku, bahagia ketika jari-jarimu dengan lihainya memainkan senar gitar itu,
Aku senang lantunan suaramu mengalun jelas di telingaku.

Kamu, hanya kamu dihati.
Kamu, mungkinkah dapat kudapati?

Oleh: Siti Nur Hawa, ketika bayanganmu tersenyum manis didepanku.

Minggu, 10 Februari 2013

Jika (Aku dan Kamu)

23.30 Posted by Unknown No comments

Jika aku adalah kamu,
Apa yang akan ku lakukan?
Jika aku adalah aku,
Maka inilah yang ku lakukan.

Jika kamu adalah aku,
Apa yang akan kamu lakukan?
Jika kamu adalah kamu,
Maka seperti inikah yang kamu lakukan?

Ini bukan tentang bagaimana kamu menjadi aku,
Merasakan bagaimana sakitku, karena mu.
Ini hanya tentang bagaimana aku,
Merasakan semua sakitku, sendirian.

Oh tidak,
Ini tentang bagaimana aku yang ingin menjadi kamu.
Ketika cinta yang tiba, didepan mata,
Namun kita, tak pernah mampu menjadi kita yang sebenarnya.

Jika aku, adalah kamu,
Tak ada sedikitpun inginku menyakiti kamu.
Menyakiti suatu perasaan yang tak pernah ada ujung, tak bertepi.
Menyakiti suatu persamaan, yang sejak awal tak pernah ku sembunyikan, kepadamu.
Bukankah sejak awal aku telah mengakatakan hal itu?
Maka apakah kamu masih mempercayai aku jika seandainya aku masih menyimpan rasa itu?
Maka apakah kamu masih menyimpan perasaan yang sama?
Maka apakah kamu akan kecewa jika aku tak lagi menyimpan perasaan itu?

Jika aku, adalah kamu.
Maka aku akan tetap bertahan.
Bertumpu pada sebuah perasaan tak bertepi.
Walau aku dan kamu tak pernah menjadi kita,
Maka aku akan tetap bersama, menunggu hingga aku dan kamu menjadi kita.

Itu hanya sebuah perumpamaan,
Jika aku menjadi kamu,
Itu yang akan ku lakukan,
Pada kamu, pada hubungan kita.

Kini, aku, tetaplah menjadi aku.
Bertumpu pada sebuah perasaan,
Bertumpu pada sebuah harapan yang tak berujung,
Bertumpu pada kamu, pemilik hatiku.

Ini aku, bercerita tentang diriku,
Tentang aku yang tak pernah berhenti mengejarmu,
Tentang aku yang tak pernah berhenti menyayangi, kamu.

Ini adalah aku, yang selalu mempercayaimu.
Yang selalu menyanjungmu,
Yang selalu memperhatikan setiap gerak - gerikmu,
Inilah aku, yang selalu mencintaimu.

Ingatkah dulu kau pernah berucap?
Pernah berujar kepadaku tentang sebuah pengakuan.
Apa benar itu adalah tentang bagaimana perasaanmu padaku?
Benarkah itu adalah kejujuran tentang hatimu?

Lalu, mengapa kamu masih saja diam membisu ketika kamu tahu bahwa perasaanku pun sama denganmu?
Mengapa kamu masih saja kaku ketika bola hitam mataku bertemu dengan bola hitam matamu?

Jika kamu mengakui perasaanmu itu benar padaku,
Lalu, mengapa kamu berjalan dengan gadis yang lain?
Mengapa kamu beriringan dengan gadis itu?
Mengapa? Apa kamu benar menyukainya?
Hingga aku, aku yang telah berlabuh di hatimu, kau asingkan?
Apa itu yang namanya sayang?
Menerbangkan sayapku, namun tak pernah terbang bersamaku,
Itu yang kamu bilang suka?

Aku tak pernah mengerti,
Bagaimana sesungguhnya kamu memahami,
Memahami aku dan semua perasaanku.

Terakhir, inilah aku, yang selalu menunggumu.


"Ketika lelaki itu meninggalkan harapan yang telah dibuatnya, gadis mungil itu masih disana, menunggu angin menerbangkan luka hatinya yang menganga"

"Gadis kecil itu masih bertahan, bertumpu pada pahitnya ditinggalkan"

Oleh : Siti Nur Hawa; ketika kaset kejadian itu terputar cepat dan kamu menari-nari dalam otakku.

Sabtu, 09 Februari 2013

Kala Matahari Tenggelam, Mungkinkah Cintamu Ikut Menghilang?

00.13 Posted by Unknown No comments

Hai kamu, yang sejak awal menarikku kedalam jerantan kasihmu,
Masih ingatkah kamu kepadaku?
Masih ingatkah kamu akan semua kenangan -tentang- kita?

Boleh aku sedikit bercerita?
Sedikit saja menceritakan semua kenangan -manis- kita?
Manis yang berakhir pahit -mungkin-.

Boleh aku bercerita sekarang?

Kau tahu?
Sejak awal kita bertemu,
Sejak awal kita saling menautkan tangan,
Sejak awal......... Kita selalu bersama.
Kau tahu?
Semua rasa ini karena siapa?
Apakah kau tahu?
Semua kesakitan ini akibat ulah siapa?

Aku bahagia, mengenalmu, berjalan bersamamu, walau tanpa sebuah hubungan yang pasti.
Aku bahagia, ketika semua perhatianmu, hanya untukku, hanya kepadaku.
Betapa sayap ini terasa mulai mengepakkan sayapnya ketika kau dengan paniknya mengurusiku kala aku terjatuh.

Ingatkah akan hal itu, wahai pemilik hatiku?
Ingatkah?

Aku masih mengingat setiap detik-detik bersamamu.
Aku masih mengingat setiap uluran perhatianmu kepadaku.
Aku..... Masih mengingat setiap kali kau menaburkan benih - benih kasih sayangmu yang -pernah- tumbuh di hatiku.

Lalu setelah kamu lakukan itu, kamu menjatuhkanku.
Mematahkan sayap-sayapku yang telah terbang bersamamu -mungkin-.
Apa kau memahami perasaan ku?
Betapa aku mencoba bertahan dalam kesakitan ketika mentari mulai bangkit dan ku lihat kau berjalan dengan dia?
Pernahkah kau sedikit merasakan penderitaanku? Pernahkah?

Satu hal yang masih mengganjal dalam otakku.
Untuk apa? Untuk apa kau mendekatiku lalu memberikan secercah harapan jika pada akhirnya kau hanya meninggalkanku dalam kepahitan?
Untuk apa? Untuk kesenangan mu?

Ya, sudahlah, seharusnya aku tahu sejak awal.
Seharusnya aku sadar sejak awal, bahwa kamu hanya mempermainkan hatiku.

Matahari yang tenggelam, mengingatkanku tentang cintamu, yang menghilang.

Oleh : Siti Nur Hawa, kala awan berhenti menangis dan langit menyembunyikan cintamu.

Jumat, 08 Februari 2013

Tentang Aku, Kamu dan -hubungan- Kita

23.06 Posted by Unknown No comments

Hai kamu, yang selalu menghantui fikiranku.
Bolehkah aku jujur padamu?
Tentang sesuatu yang tak pernah berakhir -untukku, dihidupku-.
Tentang sesuatu yang menurutku selalu hidup.

Ingatkah kamu, saat awal kita bertemu?
Ingatkah kamu, saat awal kau memintaku untuk bersama-sama merajut helaian benang kasih?
Ingatkah? Ingatkah kamu?

Awalnya ku fikir semua ini akan berjalan seiring dengan inginku.
Berjalan berdua, beriringan, saling menautkan kedua jari-jari kita.
Aku bertahan dengan semua ini.
Karena kurasa aku memang bahagia denganmu, bersamamu.

Hingga kamu berubah dan tak pernah ku mengerti lagi.
Mengapa? Mengapa kamu berubah? Mengapa selalu aku -lagi- yang mengalah?
Adakah yang lain dihatimu? Adakah yang mampu menggantikan posisiku? Jawablah! Aku akan mendengarkan setiap bait kata yang terucapkan dari bibir manismu.
Mampukah kau menjawabnya? Mampukah kau menjelaskannya padaku? Mampukah?

Oh ya tak perlu kau jawabpun aku sudah tahu. Aku sudah mengerti.

Aku mencoba memahami.
Mencoba mengerti ketika ku lihat dari depan kelasku, kau berdua, bersamanya.
Aku mencoba mengerti, ketika ku lihat kau berjalan beriringan dengannya. Walau terkadang hatiku selalu bertanya 'mengapa?'
Aku mencoba bertahan setelah ribuan kali kau menjelaskan tak ada apa-apa diantara kalian. -hanya sebatas sahabat- seperti yang kau katakan.

Tapi apakah kau tahu? Apakah kau pernah berfikir tentang apa yang orang lain katakan? Pernahkah kau mencoba mengerti, berfikir dengan keras tentang hubungan mu dengan gadis itu?

Jika aku harus jujur, aku tak pernah menyalahkan siapapun.
Kamu, ataupun dia.

Namun -mungkin- 'stok' kesabaranku mulai menipis.
Aku memutuskan untuk -kita- berjalan masing-masing.
Toh dengan begitu aku memang memberi jalan untukmu dengan nya bukan?

Jika aku harus jujur -lagi-, sesungguhnya ketika aku melepaskanmu,
Tahukah kamu betapa hancurnya hatiku?
Tahukah betapa susahnya aku mengucapkan kata 'sakral' itu? Tahukah kamu?

Aku bertahan.
Walau kita tak lagi berjalan beriringan.
Namun hatiku, masih tetap mengharapkan,
Ketika aku dan kamu menjadi kita.

Bolehkah ku berharap hal itu?
Karena sesungguhnya aku tak pernah mampu berjalan sendirian.
Karena sesungguhnya, sejak awal kau tak pernah melepasku.
Karena sesungguhnya, sejak awal aku bahagia, bersamamu.

Oleh : Siti Nur Hawa, kala awan menangis dan langit menjerit.

Kamis, 07 Februari 2013

Bad Feel

01.54 Posted by Unknown No comments

Hallo semua.... Saya sedang sedih dan galau nicc hehe lebay bet sih gue omg-_-
Well, cinta itu apa sih? Sayang itu apa sih? Move on itu.... apa sih?
Gue lagi sayang sama someone nih.. sedihnya kita saling suka tapi ngga di takdirin -mungkin- buat bersatu.. menyedihkan sekali yak HAHA... so sad bgt gak si pas tau cowo yang udah deket sama kita tau nya jadian sama cewe lain? Ngedown kan? Gembel emang:-(
Finally gue galau tiap hari... capek tau gak sih galau mulu tuh...... taudah kedepannya gue gimana.. masalahnya udah ngestuck disitu ya istilahnya sih gak -mau- bisa move on....

Gue kalo udah bilang sayang... yaudah bakalan gitu seterusnya sebelom ada yang bisa bikin gue jatuh cinta lagi.... dan masalahnya.... dari 7bulan lalu lo bilang "suka sama kamu boleh ngga?" "Insyaallah ngga akan suka sama cewe lain" gue masih tetep nunggu lo bro omg..... parah bgt kan gue:-(
But I know love will find a way HAHA kapan ketemu 'a way' nya nih?-_-

Oke balik lagi.... gue sedih kalo udah gini.. mau deket susah mau gini gitu susah... syebel.... gue maunya kita yang dulu, yang ngga canggung kek gini:-( ini malah bikin gue makin terpuruk tau gak sih:-(
ini lagi ah yang pada ngga tau apa-apa pasti mikirinya gue yang berusaha ngancurin hubungan doi:-( pedahal kenyataannya apa? Dari awal cewe doi yang ngancurin hubungan gue sama doi... gue ngga mau kayak gini:-(

Then about move on..... ngga tau kenapa gue ngga bisa move on dari lo... ibaratnya nih otak udah bilang move on.. tapi hati bilangnya tahan, lo harus bertahan nunggu... oke gue milih buat........ nunggu doi. Bodo amatlah kalo akhirnya gue ngga jadi sama doi.. yang penting  gue udah nyoba bertahan *eaaaaa :')

Yaudah gitu aja deh.. gue mau galau lagi.. papaaaay....

Sabtu, 02 Februari 2013

PLH

20.35 Posted by Unknown No comments


BAB I
PENDAHULUAN


A.         Latar Belakang

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yangmenyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun1982). Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat  menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksidadengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.

 
Sifat polutan adalah :
1.   Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama.




BAB II
ISI

A.    Sejarah singkat nama tempat yang diteliti

1.      Jalan Moh. Toha Bandung

Jalan ini diambil dari nama seorang pejuang revolusi kemerdekaan (1945-1950), dari Bandung Selatan yang berjasa besar dalam melawan penjajah kolonial. Dilahirkan di bandung tahun 1927. Bergabung dengan badan perjuangan Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI), dan diserahi tugas sebagai Komandan Seksi I Bagian Penggempur. Moh. Toha disertai Moh. Ramdan dari Pasukan Hizbullah berhasil menghancurkan Gedung listerik yang berisi kira-kira 18.000 ton amunisi dan berbagai senjata api. Laporan dari Markas Daerah BBRI menyatakan bahwa Moh. Toha dan Moh. Ramdan gugur dalam peristiwa jibaku tersebut. Peristiwa itu telah diabadikan dalam bentuk monumen tugu Dayeuhkolot
Karena keberanian dan jiwa patriotismenya, serta untuk mengenang jasa-jasa, maka di samping diabadikan dalam bentuk monumen tugu, Pahlawan Mohammad Toha diabadikan juga sebagai nama jalan raya yang menghubungkan kota Bandung dengan Dayeuhkolot, yang membentang dari mulai terminal Kebon Kalapa (sekarang ITC) sampai perbatasan jalan Toll Padaleunyi Dayeuhkolot.


2.      Jalan Jenderal Achmad Yani Km. 7 Bandung
Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani (juga dieja Achmad Yani; lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juni 1922 – meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 43 tahun) adalah seorang pahlawan revolusi dan nasional Indonesia.
Beliau dikenal sebagai seorang tentara yang selalu berseberangan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Ketika menjabat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat sejak tahun 1962, ia menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani. Karena itulah beliau menjadi salah satu target PKI yang akan diculik dan dibunuh di antara tujuh petinggi TNI AD melalui G30S (Gerakan Tiga Puluh September). Ia ditembak di ruang makan di rumahnya,Jalan Lembang D58,Menteng pada jam 04.35 tanggal 1 Oktober 1965. Mayatnya kemudian ditemukan di Lubang Buaya.
Karena keberanian dan jiwa patriotismenya, serta untuk mengenang jasa-jasa, maka namanya diabadikan menjadi salah satu nama jalan protocol di kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya di kota Bandung ini.

3.      Jalan Pacuan Kuda Arcamanik Bandung

Jalan ini diambil dari nama lokasi di wilayah sekitarnya. Yakni lapangan Pacuan Kuda. Lapangan ini cukup terkenal, dikarenakan seringnya diadakan lomba pacu kuda, baik tingkat daerah, provinsi, dan lain sebagainya.

Jumat, 01 Februari 2013

SMA (Semua Tentang Kita)

05.45 Posted by Unknown , No comments

Orang bilang masa SMA itu masa yang paling indah... Iya, itu memang betul... Tapi, bagaimana jika masa yang indah itu rusak ketika apa yang kita pendam, tak bisa kita utarakan?
Bagaimana rasanya ketika kamu, merasa perlu berjuang demi sebuah perasaan yang kamu pendam, sendirian?
Bagaimana rasanya ketika kamu sudah terbang tinggi lalu dijatuhkan begitu saja?
Bagaimana rasanya ketika perpisahan tiba, kamu kehilangan sosok kakak yang selama ini mengisi hatimu?

SMA.... Banyak kenangan yang mungkin tak akan terlupakan.. Bayak kenangan yang mungkin suatu saat nanti akan ku sampaikan pada anakku....

Aku, Kamu, Kita... Akankah selamanya bersama?

Aku mengenalmu, kamu mengenalku.
Aku menyangimu, apakah kamu juga sama?
Oh tak perlu kau jawab. Aku sudah mengerti, kamu pasti tak pernah menyayangiku.
Kamu lebih bahagia dengannya. Aku tahu.
Namun, izinkan aku mengungkapkan semuanya. Semua rasa yang ku punya untukmu. Biarkan jika akhirnya aku yang harus tersakiti. Setidaknya, aku sudah mengungkapkan semua ini, padamu.

Aku yang senantiasa melindungimu, walau dalam jarak yang begitu jauh.
Aku yang senantiasa memperhatikanmu, walau aku bukan siapa-siapa untukmu.
Aku yang senantiasa menunggu kamu datang, hanya untuk memastikan bahwa kamu baik-baik saja.
Aku yang senantiasa menyanjungmu, walau kamu tak pernah mengenaliku.
Aku yang senantiasa mempertaruhkan kebahagiaanku hanya untuk kebahagiaanmu.
Aku yang senantiasa mencintaimu, walau kamu tak pernah sedikitpun mencintaiku.

Aku menyayangimu. Kamu pun -mungkin- begitu. Hanya -mungkin- karena aku tak pernah tau kamu serius atau tidak.
Ketika aku sudah yakin padamu, aku sudah benar-benar menyayangimu, kamu tinggalkan aku dengan begitu mudahnya. Semudah kamu membalikkan tanganmu.
Tapi tidak untuk mengembalikan perasaanku. Hingga mungkin sampai saat ini, aku masih terus menyayangi mu. Aku, masih terus mengharapkanmu. Aku.....
masih terus menunggumu.



Sejak kapan kita saling mengenal?
Sejak kapan kita sedekat ini?
Ya, semenjak aku menyukaimu. Lalu aku mengumpulkan semua informasi tentang mu. Aku mendekatimu. Hingga kini kamu memanggilku "adik"
Hanya sebatas itukah? Hanya sebatas kakak-adik kah? Sungguh yang ku ingin lebih dari itu.
Lalu kini, kamu akan pergi. Pergi menggapai cita-cita mu. Apa yang harus aku lakukan? Mungkin hanya berharap kau akan berhasil disana. Dan aku hanya akan mengenangmu. Mengenang semua tentang kita.





SMA. Begitu banyak hal yang indah, namun penuh dengan kepedihan:")

Oleh : Siti Nur H