Bahkan, jika aku tak mampu berucap, apa hatimu mampu membaca gelagatku?

Kamis, 14 Februari 2013

Ketika Hujan

03.33 Posted by Unknown No comments

Hujan itu mengingatkan aku,
Tentang sebuah peristiwa klise,
Diantara aku, dan kamu.

Aku suka hujan,
Karena dengan itu, aku bisa mengingat setiap waktu ketika aku bersamamu,
Karena bersama hujan aku dapat mengenang cerita kita,
Karena hujan, selalu membuat aku merasa tak pernah sendiri,
Ya, ia selalu menangis bersamaku,
Menemani setiap tetesan yang turun deras dari mata kecilku.

Gadis itu terduduk lemah,
Seketika wajahnya pun memucat pasi,
Bagai mayat hidup yang telah terbungkus kafan,
Diam, bisu, kaku, tak mampu berbuat apa- apa.
Tangisannya pun sedikit demi sedikit memecah,
Diiringi hujan yang kian lama kian deras,
Ya, sederas tangisannya.

Kejadian itu, selalu terputar cepat di dalam otaknya.
Ya, ketika hujan.
Semuanya seakan terpecahkan,
Namun, mengapa perasaannya tak pernah bisa pecah untuk lelaki yang sudah melukai hatinya?
Mengapa semuanya seakan sulit untuk terlupakan saat harapan yang membumbung tinggi itu kian hari kian terkikis?
Mengapa...... gadis kecil itu tak pernah mampu untuk beranjak dari perasaan yang sesungguhnya harus ia buang? Mengapa?

Ketika hujan,
Aku senang bertanya kepadanya,
Aku senang berdua bersamanya,
Menangis, mengeluarkan seluruh emosi yang terpendam dihati.

Kepada hujan, tetaplah disini,
Temani aku untuk selalu mengingatnya, walau akhirnya aku harus melukai perasaan ku sendiri.

Oleh : Siti Nur Hawa, Ketika hujan menemani derasnya air mataku.

0 komentar:

Posting Komentar