Bahkan, jika aku tak mampu berucap, apa hatimu mampu membaca gelagatku?

Jumat, 08 Januari 2016

Kopi, 2

10.23 Posted by Unknown No comments

Malam ini ku hisap kembali aroma kopiku,
masih sama; seperti harum tubuhmu hari lalu.

Kita lama tak jumpa,

dan kamu tahu? Rindu.

Entah sejak kapan aku menjadi pecandu,
sebab saat aku merindukanmu,
ku nikmati kopi di cangkir keramik-ku
Rinduku setiap waktu,
itulah yang kusebut candu.

Malam ini begitu sesak ku rasa,
hingga sepagi ini aku masih tetap terjaga.

Karena,
Kamu mengajarkanku untuk bahagia dengan cara yang sederhana,
Hingga aku lupa,
Kamu bisa meninggalkanku kapan saja, sesederhana itu.

Bukan,
bukan aku tak lagi mencintai kopiku.
Aku hanya berusaha menutup rasaku; untuk kunikmati sendiri, tanpa perlu kamu tahu.

Ah, sudah kubilang sejak tadi,
entah dari kapan aku menjadi pecandu; pecandu kopi.

Pergilah,
pergilah sejauh yang kamu bisa.

Sebab malam ini kopiku terlalu pahit untuk kunikmati,
dan kamu hanya menjadi bayangan yang menghilang bersama asap yang tersembul dari kopiku.

Yang perlu kamu tahu,
Aku menyayangimu, dan akan selalu.

0 komentar:

Posting Komentar